Adara Relief – Jakarta. Perbincangan tentang Palestina tidak akan usai hingga Palestina menjumpai satu kata : MERDEKA.
Demikian pula dengan Adara Relief International yang tak akan pernah bosan melakukan sosialisasi tentang kemerdekaan Palestina kepada segenap penjuru khalayak bangsa Indonesia.
Pada Kamis (22/17) Adara Relief International kembali sosialisasi mengenai Palestina dengan narasumber Hasan Ahmad Duqon dan Mahmud di rumah kediaman bapak Adhyaksa Dault di bilangan Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan tersebut Hasan Ahmad yang merupakan warga asli Gaza yang kini menetap di Malaysia untuk melanjutkan studinya menjelaskan mengenai pemuliaan Al Quran terhadap Palestina.
Ia juga menjadi bumi yang mulia karena hampir seluruh para nabi berasal dari Palestina. Bagi umat Muslim Palestina menjadi istimewa karena Nabi Muhammad SAW pernah menjadi imam para nabi di masjid Al Aqsa ketika peristiwa Isra’ Mi’raj.
Secara khusus nabi bahkan pernah berwasiat kepada salah seorang istrinya Maimunah saat ia bertanya tentang apa yang dapat ia lakukan untuk Palestina namun ia tidak mampu untuk datang kesana. Oleh nabi dijawab, “Kirimkanlah lampu-lampu untuk warga Palestina.”
Maemunah bertanya demikian karena banyaknya cerita beliau tentang masjid Al Aqsa dan Palestina.
Hasan juga menceritakan tentang kondisi terkini pejuang Palestina yang saat berada di Gaza. Meskipun banyak pahlawan Palestina yang dibunuh Zionis, namun banyak pula pahlawan-pahlawan baru yang terlahir.
Adapun Ustadz Mahmud yang merupakan imam sekaligus mufti di masjid Baha yang berlokasi di perbatasan Libanon – Palestina menyampaikan tentang bagaimana Al Quran hidup di tengah warga Palestina.
Meskipun tengah dilanda konflik dan situasi yang mencekam, namun keadaan tersebut tidak menyurutkan semangat warga Palestina untuk menghafal Quran. Bahkan dua hari yang lalu baru saja dilakukan wisuda 30 penghafal Al Quran yang sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
Tidak hanya itu, sejak 30 tahun yang lalu telah berdiri halaqah Quran sebanyak 3200 halaqah. Di wilayah Gaza sendiri yang hanya berukuran sekitar 365 kilometer persegi atau seluas Jakarta Barat dan Jakarta Selatan memiliki 1500an markas Quran.
Para penduduk di Gaza juga memiliki target bahwa dalam satu rumah ada satu orang penghafal Quran dan satu orang yamg syahid. Target ini telah mampu dilakukan oleh seluruh penduduk Gaza. Hingga saat ini pula tercatat ada 170.000 ribu penghafal Quran.
Ada berbagai kisah keajaiban para penghafal Quran di Gaza, salah satunya adalah kisah tentang orang yang cacat mental namun dapat menuntaskan hafalannya dalam waktu 10 tahun.
Kekuatan Al Quran yang sangat dahsyat juga dirasakan oleh warga Gaza ketika ada tujuh penghafal Quran yang terjebak di salah satu terowongan Gaza selama 21 hari pada perang Asful Ma’kul. Mereka hanya memiliki kurma kering saja. Namun Allah memberikan pertolongan air yang keluar melalui sela-sela terowongan hingga akhirnya mereka dapat bertahan selama 21 hari di dalam terowongan.
Menurut Ustadz Mahmud ada tiga alasan mengapa penduduk Gaza termotivasi dengan Al Quran. Pertama, wilayah Gaza di blokade dari laut, udara dan darat. Sehingga bagi mereka itu skenario Allah SWT untuk membuat mereka fokus kepada Al Quran.
Kedua, hal tersebut merupakan Iradah Allah SWT yang menginginkan penduduk Gaza sebagai contoh bahwa ketika kita kembali kepada Allah SWT maka Allah SWT akan memberikan kemenangan dan pertolongan dari jalan yang tidak disangka dan diduga.
Ketiga, keteguhan warga Gaza untuk kembali kepada Allah SWT dan meyakini bahwa hanya dengan kembali kepada-Nya pertolongan Allah SWT akan datang.
Ustadz Mahmud juga berterima kasih atas bantuan warga Indonesia terhadap program-program yang menyokong kegiatan-kegiatan halaqoh Quran. Melalui bantuan tersebut, aktivitas halaqah Quran dapat berjalan dengan lancar.
Pada acara yang dihadiri oleh sekitar 50 orang jamaah itu Adara Relief International menyerahkan sejumlah bantuan untuk penghafal Quran yatim di Gaza yang diterima oleh Syeh Mahmud. Selain itu Komunitas Pecinta Quran Peduli Palestina juga menyerahkan sejumlah donasi kepada Ketua Adara Relief International, di mana komunitas ini merupakan salah satu komunitas yang berada dibawah naungan Adara Relief International.