Beriman kepada hari akhir adalah rukun kelima dari rukun iman, yang berarti meyakini bahwa seluruh alam semesta akan hancur dan setelahnya, manusia bangkit keluar dari kuburnya menghadap Tuhan semesta alam dan akan berada di alam akhirat yang kekal abadi.
Sebagai Muslim, kita wajjb beriman kepada hari akhir yang disebut hari kiamat, yang nama lainnya adalah hari dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dilakukannya hisab (perhitungan) dan diberi balasan atas segala perbuatannya di dunia, entah surga atau neraka.
Pengetahuan mengenai kapan terjadinya hari akhir hanya dimiliki oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-A’raf ayat 197:
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Manusia yang paling mulia di sisi Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw. bahkan tidak mengetahui kapan akan terjadinya hari kiamat. Nabi Muhammad Saw. hanya mengetahui bahwa kiamat akan datang dengan melewati tanda-tanda terlebih dahulu. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Muhammad ayat 18:
فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?”
Dari dua ayat tersebut, dapat dikatakan bahwa ilmu tentang terjadinya hari kiamat merupakan hal yang hanya diketahui Allah dan tidak seorang pun yang mengetahuinya. Oleh karena itu, ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh Jibril mengenai kiamat, beliau bersabda: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya”. Akan tetapi, beliau Saw. menjawab beberapa tanda-tandanya yang telah ada sebelumnya dan menunjukkan dekatnya hari kiamat. Berikut hadis Arbain ke 2 dalam kitab Arbain An-Nawawiyah karangan Imam Nawawi yang menjelaskan tanda-tanda hari kiamat:
عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula dia berkata, pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.’ Laki-laki tersebut berkata: ‘Engkau benar.’ Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang membenarkan jawabannya. Dia berkata lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang iman?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk.’ Ia berkata: ‘Engkau benar.’ Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu.’ Dia berkata: ‘Beritahu kepadaku kapan terjadinya kiamat?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.’ Ia berkata:’“Jelaskan kepadaku tanda-tandanya’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya dan jika engkau mendapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian saling berlomba lomba dalam meninggikan bangunan.’ Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Kemudian laki-laki itu pergi, aku pun terdiam sejenak.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku: ‘Wahai ‘Umar, tahukah engkau siapa orang tadi?’ Aku pun menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan agama ini kepada kalian.’ (HR. Muslim)
Dalam kitab Hadis Arba’in Maqdisiyyah karya agung Syaikh Prof. Dr. Muraweh Musa Naser Nassar, beliau mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan Baitul Maqdis dan tanda-tanda hari kiamat.
Pertama, Masjid al-Aqsa dan berita kehancuran Yahudi.
عن أبي هريرة – رضي الله عنه، عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم قال: لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تقاتلوا اليَهُودَ، حتي يقول الحجر وراءه اليهودي، يا مسلم، هذا ورائي فاقتله.
Dari Abu Hurairah ra., dari Rasululullah Saw. bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sampai kalian memerangi Yahudi, hingga batu yang di belakangnya ada orang Yahudi berkata: Wahai Muslim, ini Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!”[1]
وفي رواية لمسلم. عن أبي هريرة – رضي الله عنه قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم: لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ المُسْلِمُونَ اليَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ المُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ اليَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الحَجَرُ وَالشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الغَرْقَدَ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ اليَهُود.
Dalam riwayat Imam Muslim, dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia’. Kecuali (pohon) Ghorqod karena ia adalah pohon Yahudi.”[2]
Kedua, kabar gembira pembebasan Baitul Maqdis.
عن عوف بن مالك -رضي الله عنه-، قال: أتيتُ النبي -صلى الله عليه وسلم- في غزوة تبوك وهو في قُبَّة من أَدَم، فقال: اعدُد ستًّا بين يدي الساعة: موتي، ثم فتح بيت المقدس، ثم مُوتانٌ يأخذ فيكم كقُعَاص الغنم، ثم استفاضة المال حتى يُعطى الرجل مائة دينار فيظل ساخطا، ثم فتنة لا يبقى بيتٌ من العرب إلا دخلته، ثم هُدْنة تكون بينكم وبين بني الأصفر، فيغدرون فيأتونكم تحت ثمانين غاية، تحت كل غاية اثنا عشر ألفا
Dari ‘Auf bin Malik -raḍiyallāhu ‘anhu- ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- pada waktu perang Tabuk saat beliau berada di dalam kubah kulit (kemah). Beliau bersabda, “Hitunglah enam perkara menjelang hari kiamat; yakni kematianku, pembebasan Bait al-Maqdis (masjidil Aqsa), kematian masal yang menimpa kalian seperti penyakit scrapie pada domba, melimpahnya harta hingga seseorang diberi 100 dinar tetapi masih murka, kemudian terjadinya fitnah yang tidak menyisakan satu rumah pun milik bangsa Arab kecuali dimasukinya, kemudian perjanjian damai antara kalian dan Bani Aṣfar (Romawi), lalu mereka mengkhianati kalian. Mereka datang membawa 80 panji, setiap panji membawahi 12000 tentara.”[3]
Ketiga, Baitul Maqdis dan telaga Rasulullah Saw.
عن أبي سعيد الخدري, أن النبي صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم قال: إنَّ لي حوضًا ما بينَ الكَعبةِ ، وبيتِ المقدسِ أبيضَ مثلَ اللَّبنِ، آنيتُهُ عددُ النُّجومِ، وإنِّي لأَكْثرُ الأنبياءِ تَبعًا يومَ القيامةِ
Dari Abu Sa’id al-Khudri berkata, bahwa Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya Aku mempunyai telaga antara Ka’bah dan Baitul Maqdis, putih seperti susu, wadahnya sebanyak bilangan bintang, dan Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.”[4]
Keempat, Baitul Maqdis dan melihat neraka Jahanam.
عن زياد بن أبي سودة قال: كان عبادة بن الصامت على سور بيت المقدس الشرقي يبكي، فقال بعضهم: ما يبكيك يا أبا الوليد؟ قال: من ها هنا أخبرنا رسول اللّٰه صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم أنه رأى جهنم
Dari Ziyad bin Abu Saudah ra. berkata: suatu ketika Ubadah bin Shamit pernah menangis di pagar timur Baitul Maqdis. Sebagian mereka bertanya, apa yang membuatmu menangis, wahai Abul Walid? Lalu ia menjawab, “Rasulullah SAW mengabarkan bahwa beliau melihat neraka dari tempat ini.”[5]
Kelima, Baitul Maqdis negeri mahsyar dan mansyar.
عن ميمونة مولاة النبي صلى الله عليه وسلم قالت: قلت: يا رسول الله، أفتنا في بيت المقدس، قال: “أرض المحشر، والمنشر، ائتوه فصلوا فيه، فإن صلاة فيه كألف صلاة في غيره”، قلت: أرأيت إن لم أستطع أن أتحمل إليه؟ قال: “فتهدي له زيتًا يسرج فيه، فمن فعل ذلك فهو كمن أتاه
Dari Maimumah binti Sa’ad ra, perempuan budak, dia berkata, “Wahai Rasulullah, berilah fatwa kepada kami tentang Baitul Maqdis. Nabi menjawab, “Ia adalah negeri mahsyar (perkumpulan) dan mansyar (penebaran). Datanglah dan salatlah kalian di sana, karena satu kali salat di sana sama dengan seribu kali salat di tempat lain”. Aku bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak mampu mendatanginya?” Beliau menjawab, “Kirimkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya. Siapa yang melakukan hal itu maka ia seperti telah mendatanginya”.[6]
Keenam, hanya Baitul Maqdis yang tersisa setelah seluruh kota hancur.
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “ عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ ” . ثُمَّ ضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى فَخِذِ الَّذِي حَدَّثَ – أَوْ مَنْكِبِهِ – ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا لَحَقٌّ كَمَا أَنَّكَ هَا هُنَا أَوْ كَمَا أَنَّكَ قَاعِدٌ . يَعْنِي مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ
Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Makmurnya Baitul Maqdis adalah hancurnya kota Yatsrib (Madinah), dan hancurnya kota Yatsrib merupakan tanda permulaan al-malhamah, permulaan al-malhamah merupakan tanda penaklukan Konstantinopel, dan penaklukan Konstantinopel merupakan tanda kemunculan Dajjal. Rasulullah Saw. kemudian menepukkan tangannya ke paha atau pundak orang yang beliau ceritakan, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya ini adalah benar, seperti benarnya engkau sedang berada di sini atau seperti benarnya engkau duduk di sini,” maksudnya kepada Mu’adz bin Jabal.[7]
Ketujuh, Baitul Maqdis tidak dimasuki Dajjal.
عن جنادة بن أبي أمية الأزدي، قال: ذهبت أنا ورجل، من الأنصار إلى رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، فقلنا: حدثنا ما سمعت من رسول الله يذكر في الدجال، ولا تحدثنا عن غيره، وإن كان صادقا قال: خطبنا النبي فقال: أنذركم الدجال، أنذركم الدجال، فإنه لم يكن نبي قبلي إلا قد أنذر أمته، وإنه فيكم أيتها الأمة، وانه يلبث في الأرض أربعين صباحا حتي يبلغ منها كل منهل. وإنه لا يقرب أربعة مساجد: مسجد الحرام، ومسجد الرسول، ومسجد المقدس والطور، وما شبه عليكم من الأشياء، فإن الله ليس بأعور (مرتين)
Dari Junadah bin Abu Umayyah al-Azry berkata, aku pernah pergi bersama seorang lelaki dari Anshar menemui seorang sahabat Rasulullah Saw., kami pun berkata, ceritakan pada kami apa yang kau dengar dari Rasulullah Saw. tentang Dajjal, dan jangan ceritakan dari selain beliau, walaupun cerita itu benar. Sahabat itu pun berkata, Rasulullah Saw. pernah berkhutbah, “Berhati-hatilah kalian dengan Dajjal! Berhati-hatilah kalian dengan Dajjal! Karena tiada seorang nabi pun yang diutus kecuali pasti mengingatkan umatnya tentang Dajjal. Wahai ummatku! Sesungguhnya Dajjal berada di dalam kalian wahai umatku, ia hidup 40 pagi (hari) di bumi, sehingga ia tidak akan bisa mendekati empat masjid; Masjidil Haram, Masjid Rasulullah, Masjidil Aqsa, dan Masjid Thur. Dan sesuatu yang menyerupai sesuatu yan lain bagi kalian, sesungguhnya Allah tidak picak. (Diulang dua kali).”[8]
وفي رواية وإنه سيظهر على الأرض إلا الحرم، وبيت المقدس، وإنه يسوق المسلمين إلى بيت المقدس فيحاصرون حصارا شديدا قال الأسود: وظني أنه قد حدثني أن عيسى بن مريم يصيح فيه فيهزمه اللّٰه وجنوده
Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Sesungguhnya Dajjal akan menguasai bumi, kecuali Masjidil Haram dan Baitul Maqdis. Dajjal akan menggiring orang-orang Islam ke Baitul Maqdis, kemudian mereka dikepung dengan keras.” Al-Aswad berkata, “Perkiraan saya, Nabi Isa a.s. putra Maryam berteriak sehingga Dajjal beserta bala tentaranya dihancurkan Allah.”[9]
Kedelapan, Baitul Maqdis serta Pembunuhan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj.
عن النواس بن سمعان قال: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ، فَخَفَّضَ فيه وَرَفَّعَ، حتَّى ظَنَنَّاهُ في طَائِفَةِ النَّخْلِ، فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذلكَ فِينَا، فَقالَ: ما شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً، فَخَفَّضْتَ فيه وَرَفَّعْتَ، حتَّى ظَنَنَّاهُ في طَائِفَةِ النَّخْلِ، فَقالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي علَيْكُم، إنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ، فأنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ، وإنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ، فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ، وَاللَّهُ خَلِيفَتي علَى كُلِّ مُسْلِمٍ، إنَّه شَابٌّ قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِئَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بعَبْدِ العُزَّى بنِ قَطَنٍ، فمَن أَدْرَكَهُ مِنكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عليه فَوَاتِحَ سُورَةِ الكَهْفِ، إنَّه خَارِجٌ خَلَّةً بيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا، يا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا. قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، وَما لَبْثُهُ في الأرْضِ؟ قالَ: أَرْبَعُونَ يَوْمًا؛ يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، فَذلكَ اليَوْمُ الذي كَسَنَةٍ، أَتَكْفِينَا فيه صَلَاةُ يَومٍ؟ قالَ: لَا، اقْدُرُوا له قَدْرَهُ، قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، وَما إِسْرَاعُهُ في الأرْضِ؟ قالَ: كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ، فَيَأْتي علَى القَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ، فيُؤْمِنُونَ به وَيَسْتَجِيبُونَ له، فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالأرْضَ فَتُنْبِتُ، فَتَرُوحُ عليهم سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ ما كَانَتْ ذُرًا، وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا، وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ، ثُمَّ يَأْتي القَوْمَ، فَيَدْعُوهُمْ، فَيَرُدُّونَ عليه قَوْلَهُ، فَيَنْصَرِفُ عنْهمْ، فيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ ليسَ بأَيْدِيهِمْ شَيءٌ مِن أَمْوَالِهِمْ، وَيَمُرُّ بالخَرِبَةِ، فيَقولُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ، ثُمَّ يَدْعُو رَجُلًا مُمْتَلِئًا شَبَابًا، فَيَضْرِبُهُ بالسَّيْفِ فَيَقْطَعُهُ جَزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الغَرَضِ، ثُمَّ يَدْعُوهُ فيُقْبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ، يَضْحَكُ. فَبيْنَما هو كَذلكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ المَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ المَنَارَةِ البَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ علَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ، وإذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ منه جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ، فلا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ، فَيَطْلُبُهُ حتَّى يُدْرِكَهُ ببَابِ لُدٍّ، فَيَقْتُلُهُ، ثُمَّ يَأْتي عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ منه، فَيَمْسَحُ عن وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بدَرَجَاتِهِمْ في الجَنَّةِ. فَبيْنَما هو كَذلكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إلى عِيسَى: إنِّي قدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي، لا يَدَانِ لأَحَدٍ بقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إلى الطُّورِ، وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ مِن كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ علَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ ما فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فيَقولونَ: لقَدْ كانَ بهذِه مَرَّةً مَاءٌ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، حتَّى يَكونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِن مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ اليَومَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فيُرْسِلُ اللَّهُ عليهمُ النَّغَفَ في رِقَابِهِمْ، فيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إلى الأرْضِ، فلا يَجِدُونَ في الأرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إلى اللهِ، فيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْتِ، فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ. ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لا يَكُنُّ منه بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ، فَيَغْسِلُ الأرْضَ حتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ، ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ: أَنْبِتي ثَمَرَتَكِ، وَرُدِّي بَرَكَتَكِ، فَيَومَئذٍ تَأْكُلُ العِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسْتَظِلُّونَ بقِحْفِهَا، وَيُبَارَكُ في الرِّسْلِ، حتَّى أنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإبِلِ لَتَكْفِي الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ البَقَرِ لَتَكْفِي القَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الغَنَمِ لَتَكْفِي الفَخِذَ مِنَ النَّاسِ، فَبيْنَما هُمْ كَذلكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ، يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الحُمُرِ، فَعليهم تَقُومُ السَّاعَةُ
Dari Nawwas bin Sam’an, ia berkata: “Suatu pagi, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam menyebut-nyebut Dajjal, beliau melirihkan dan mengeraskan suara, hingga kami mengira Dajjal berada di balik pepohonan kurma. Kami pergi meninggalkan beliau, lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui hal itu lalu bertanya, ‘Ada apa dengan kalian?’ Kami menjawab, ‘Wahai Rasulullah, engkau menyebut-nyebut Dajjal, lalu engkau melirihkan dan mengeraskan suara, hingga kami mengira ia berada di balik pepohonan kurma.’
Beliau lantas bersabda, ‘Bukan Dajjal yang lebih aku khawatirkan pada kalian. Jika ia muncul sementara aku berada di antara kalian, akulah pembela kalian. Namun, jika ia muncul sementara aku tidak ada di antara kalian maka setiap orang adalah pembela bagi dirinya sendiri, dan Allah adalah penggantiku atas setiap muslim. Dajjal adalah seorang pemuda, berambut ikal, dan matanya menonjol. Ia mirip Abdul Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian menjumpainya, bacakan awal-awal surah al-Kahfi di hadapannya. Dajjal akan muncul di antara Syam dan Irak, lalu ia berbuat kerusakan di sana-sini. Wahai hamba-hamba Allah! Teguhlah kalian!’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, seberapa lama ia berada di bumi?’ Beliau menjawab, ‘Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu pekan, dan hari-hari berikutnya sama seperti hari-hari kalian.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, satu hari seperti satu tahun itu, apakah cukup bagi kami untuk salat satu hari?’
Beliau menjawab, ‘Tidak, perkirakanlah waktunya.’
Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, seperti apa kecepatannya di bumi?’
Beliau menjawab, ‘Laksana awan yang diembuskan angin. Dajjal kemudian mendatangi suatu kaum, lalu menyeru mereka, mereka pun beriman dan memenuhi seruannya. Dajjal memerintahkan awan menurunkan hujan, hujan pun turun. Ia memerintahkan bumi mengeluarkan tanaman, bumi pun mengeluarkan tanaman, hewan-hewan ternak mereka kemudian pulang pada sore hari dengan punuk-punuk sangat tingi, lambung yang lebar, dan kantong susu yang berisi. Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain, lalu menyeru mereka, mereka kemudian menolak kata-katanya. Dajjal kemudian pergi meninggalkan mereka, mereka kemudian tertimpa kemarau hingga tidak memiliki harta benda apa pun. Lalu dajjal mendatangi perkampungan yang tinggal puing-puing dan berkata kepadanya. ‘Keluarkan harta simpananmu!’ Maka dajjal meninggalkannya dan kekayaan-kekayaan bumi mengikuti seperti ratu lebah. Ia kemudian memanggil seorang pemuda belia, lalu ia penggal dengan pedang dan ia potong menjadi dua bagian, dan ia lemparkan sejauh sasaran panah. Kemudian ia panggil pemuda itu, ia pun datang menghadap dengan wajah berseri dan tertawa. Saat ia berada dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba Allah mengutus Al-Masih putra Maryam. Nabi Isa turun di Menara Putih di sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian merah seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat. Jika ia menundukkan kepala, air menetes. Dan jika ia mengangkat kepala, keringat bercucuran laksana biji-biji mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati, dan bau nafasnya sejauh matanya memandang. Ia kemudian mencari Dajjal, hingga menemukannya di Bab Ludd, lalu membunuhnya.
Isa mencari Dajjal ingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga. Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah hamba-hamba-Ku keThur.’ Allah mengirim Ya’jj dan Ma’juj, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Bagian depan melindasi danau Thabariah (Tiberias) dan meminum airnya, kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata, ‘Sugguh, tadinya di sini ada air.’ Nabi Allah Isa dan para sahabatnya terkepung, hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari uang seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian berdoa kepada Allah, Allah lantas mengirim cacing-cacing di leher mereka, hingga mereka semua mati sekaligus. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian singgah di suatu tempat. Tidaklah mereka mendapatkan tempat selebar satu jengkal pun, melainkan pasti dipenuhi lemak dan bau busuk mayat Ya’juj dan Ma’juj. Nabi Allah Isa dan para sahabatnya kemudian berdoa kepada Allah, Allah kemudian mengirim burung-burung seperti leher unta, lalu membawa bangkai mereka dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga meninggalkan genangan di mana-mana. Kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Keluarkan tumbuh-tumbuhanmu, dan kembalikan berkahmu.’ Saat itu, sekelompok orang memakan delima dan berteduh di bawah kulit-kulitnya. Allah memberkahi air susunya, hingga susu unta cukup untuk sekian banyak orang, susu sapi cukup untuk satu kabilah, susu kambing cukup untuk sejumlah kerabat. Saat mereka berada dalam kondisi seperti itu, Allah mengirim angin sepoi, lalu berembus di bawah mereka dan mencabut nyawa setiap orang mukmin dan muslim, hingga yang tersisa hanya orang-orang jahat, mereka melakukan hubungan badan layaknya keledai. Dan mereka itulah orang-orang yang tertimpa kiamat.”[10]
وفي رواية أخرآ لمسلم: عن عبد الرحمن بن زيد ابن جابر ، بهذا الإسناد. نحو ما ذكرنا. وزاد بعد قوله ، لقَدْ كانَ بهذِه مَرَّةً مَاءٌ، ثُمَّ يَسِيرُونَ حتَّى يَنْتَهُوا إلى جَبَلِ الخَمَرِ -وَهو جَبَلُ بَيْتِ المَقْدِسِ- فيَقولونَ: لقَدْ قَتَلْنَا مَن في الأرْضِ، هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَن في السَّمَاءِ، فَيَرْمُونَ بنُشَّابِهِمْ إلى السَّمَاءِ، فَيَرُدُّ اللَّهُ عليهم نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا. وفي رِوَايَة: فإنِّي قدْ أَنْزَلْتُ عِبَادًا لِي، لا يَدَيْ لأَحَدٍ بقِتَالِهِمْ.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abdurrahman bin Zaid bin Jabir dengan sanad yang sama, tapi dengan tambahan redaksi setelah kalima, “Sebelumnya disini terdapat air kemudian mereka berjalan sampai Gunung Khamar[11].” Yaitu Gunung Baitul Maqdis. Mereka berkata: “Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi, mari kita bunuh yang ada di langit.” Mereka pun melesatkan panah ke langit namun Allah membalikkan panah mereka dengan lumuran darah. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Hujr: “Sesungguhnya Aku telah menurunkan hamba-hamba-Ku, tidak ada seorang pun yang bisa memerangi mereka.”
Ibnu Taimiyyah berkata, “Dalil-dalil menunjukan bahwa sesungguhnya kekuasaan kenabian itu ada di Syam. Perkumpulan (hasyr) juga disitu. Maka ke Baitul Maqdis dan sekitarnyalah penciptaan dan akhir segala urusan. Disanalah akan dikumpulkan makhluk. Islam pun akan pada akhir zaman akan berjaya disana.”[12]
عن أبي أمامة الباهلي ، قال : خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم فكان أكثر خطبته حديثا حدثناه عن الدجال ، وحذرناه ، فكان من قوله أن قال : ” إنه لم تكن فتنة في الأرض منذ ذرأ الله ذرية آدم أعظم من فتنة الدجال، إلى أن قال: هم يومئذ قليل، وجلهم ببيت المقدس، وإمامهم رجل صالح، فبينما إمامهم قد تقدم يصلي بهم فقالت أم شريك بنت أبي العكر : يا رسول الله ، فأين العرب يومئذ؟ قال : ( هم يومئذ قليل ، وجلهم ببيت المقدس ، وإمامهم رجل صالح ، فبينما إمامهم قد تقدم يصلي بهم الصبح إذ نزل عليهم عيسى ابن مريم ، فيرجع ذلك الإمام يمشي القهقرى; ليتقدم بهم عيسى يصلي ، فيضع عيسى ، عليه الصلاة والسلام ، يده بين كتفيه ، ثم يقول له : تقدم فصل; فإنها لك أقيمت . فيصلي بهم إمامهم ، فإذا انصرف قال عيسى : افتحوا الباب . فيفتحوا ووراءه الدجال معه سبعون ألف يهودي ، كلهم ذو سيف محلى وساج ، فإذا نظر إليه الدجال ذاب كما يذوب الملح في الماء ، وينطلق هاربا ، ويقول عيسى : إن لي فيك ضربة لن تسبقني بها . فيدركه عند باب لد الشرقي ، فيقتله ، فيهزم الله اليهود ، فلا يبقى شيء مما خلق الله يتوارى به يهودي إلا أنطق الله ذلك الشيء; لا حجر ولا شجر ولا حائط ولا دابة – إلا الغرقدة ، فإنها من شجرهم لا تنطق – إلا قال : يا عبد الله المسلم ، هذا يهودي ، فتعال فاقتله
Dari Abu Umamah Al-Bahily berkata, Rasulullah SAW pernah berkhutbah, dan kebanyakan isi khutbahnya tentang Dajjal sekaligus lebih waspada terhadap kami. Di antara sabdanya adalah: “Sungguh tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal di muka bumi ini sejak Allah menciptakan anak cucu Adam,” sampai beliau mengatakan: “Pada saat itu jumlah mereka sedikit, dan kebanyakan mereka berada di Baitul Maqdis, imam mereka adalah seorang lelaki saleh, sementara imam mereka maju untuk melakukan salat bersama mereka.” Ummu Syarik binti Abil ‘Akar lalu bertanya, “Di mana orang Arab saat itu?” Rasulullah menjawab: “Jumlah mereka sedikit, kebanyakan mereka berada di Baitul Maqdis, dan pemimpin mereka adalah lelaki saleh. Sementara imam mereka akan memimpin salah Subuh, tiba-tiba Nabi Isa as.(Al-Masih) turun, maka mundurlah imam mereka ke belakang agar Isa as. maju untuk mengimami salat. Isa as. lalu meletakkan tangannya di antara kedua bahu imam mereka sambil berkata: ‘Majulah kamu dan pimpinlah salat, karena sesungguhnya salat ditegakkan untuk kamu.’ Akhirnya pemimpin mereka pun maju dan mengimami mereka salat. Selesai salat, Isa as. berkata: ‘Bukalah pintu.’ Mereka pun membukakan pintu, ternyata di belakang pintu, Dajjal telah menunggu bersama dengan tujuh puluh ribu (70.000) orang Yahudi, masing-masing memiliki pedang terhunus yang terbuat dari emas. Ketika Dajjal memandang Nabi Isa as., Dajjal pun meleleh (hancur) seperti garam laut bersama air. Nabi Isa as. kemudian berkata: “Aku punya pukulan untukmu yang tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkannya.” Nabi Isa kemudian menemukan Dajjal berada di pintu Kota Ludd bagian timur, Nabi Isa as pun membunuhnya. Allah pun menghancurkan orang Yahudi. Tidak ada satu makhluk ciptaan Allah yang dijadikan pelindung oleh Yahudi, melainkan Allah jadikan makhluk tersebut berbicara, mulai dari batu, pohon, dinding, dan binatang ternak, “kecuali pohon Gharqadah” Sebab ia merupakan pohon Yahudi. Tidak ada yang diucapkan kecuali, “Wahai hamba Allah, di sini ada orang Yahudi, kemarilah dan bunuhlah dia.”[13]
Kesembilan, bumi Syam, negeri ribath (berjaga dalam ketaatan), tapal batas sampai hari kiamat dan tempat tinggal orang-orang beriman.
عن سلمة بن نفيل الكندي قال : كنت جالسا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال رجل : يا رسول الله أذال الناس الخيل ووضعوا السلاح وقالوا : لا جهاد قد وضعت الحرب أوزارها فأقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم بوجهه وقال : كذبوا الآن الآن جاء القتال ولا يزال من أمتي أمة يقاتلون على الحق ويزيغ الله لهم قلوب اقوام ويرزقهم منهم حتى تقوم الساعة وحتى يأتي وعد الله والخيل معقود في نواصيها الخير إلى يوم القيامة وهو يوحي إلي : أني مقبوض غير ملبث وأنتم تتبعوني افنادا يضرب بعضكم رقاب بعض وعقر دار المؤمنين بالشام
Dari Salamah bin Nufail Al-Kindi berkata, “Saya duduk di sisi Rasulullah Saw. dan seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan meletakkan senjata,” mereka berkata, “Tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka Rasulullah menghadapkan wajahnya dan bersabda, “Mereka berdusta! Sekarang, sekarang, perang telah tiba. Akan senantiasa ada dari umatku yang berperang di atas kebenaran. Allah menyesatkan hati sebagian manusia, memberi rezeki umat tersebut dari hamba-hambanya yang tersesat hingga terjadi kiamat, dan sampai datang janji Allah. Kuda perang yang selalu tertambat di kepalanya adalah kebaikan hingga hari kiamat. Allah mewahyukan kepadaku, bahwa aku akan diwafatkan tidak lama lagi, dan kalian akan menyusulku kelompok demi kelompok. Sebagian dari kamu memukul tengkuk sebagian yang lain. Dan negeri kaum mukminin ada di Syam.[14]
Dari sembilan hal yang diuraikan berdasarkan hadis-hadis tersebut, maka sangat erat kaitannya antara kedudukan al-Quds dalam agama dan hati umat Islam. Allah memberikan kesempatan umat Islam untuk berjaga dan bersiaga pada akhir zaman ini. Adapun keyakinan umat Islam terhadap hari kiamat menjadi erat hubungannya dengan mengembalikan kesucian Baitul Maqdis ke pangkuan umat sehingga dapat menjadi ladang amal bagi setiap muslim untuk bekerja keras membersihkan Baitul Maqdis dari Zionis Israel yang menodai serta berbuat kerusakan di sana. Semoga Allah menjadikan kita bagian dari umat yang berkontribusi dalam membebaskan Baitul Maqdis.
[1] Al-Bukhari (2925, 2926), Muslim (2921).
[2] Pohon Ghorqod sejenis kayu berduri yang dikenal di Baitul Maqdis. Abu Hudzaifah ad-Dainury berkata, “Jika ‘Ausajah (tanaman berduri sejenis pohon terong) membesar maka ia menjadi Gharqadah (pohon Yahudi)”.
[3] Al-Bukhari (3176), Ibnu Majah (4042), Imam Ahmad (6623), komentar beliau derajat hadisnya Hasan Lighairihi, (22053, 24040), Imam Hakim (8295), ia mensahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahaby (6324, 8303, 8297). Al-Haitsamy dalam Majma’ Az-Zawaid (122432). Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir (244, 368), al-Baihaqi, Syu’abul Iman (19331). (Sahih)
[4] Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah (4301), al-Bushairi berkata, hadis ini lemah karena ada Athiyah al-‘Aufy. Disahihkan oleh al-Albani. Abu Ya’la dalam Musnadnya (1028). (Sahih)
[5] Al-Hakim, al-Mustadrak (8785). Ia berkata, hadis ini sanadnya sahih, tapi tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim. Disetujui oleh adz-Dzahaby dalam at-Talkhish. Dan ia berkata, hadis ini sahih. Ibnu Hibban (7464-7465). (Sahih)
[6] Ibnu Majah (1407) Ia berkata, sanadnya sahih dan perawinya terpercaya. Ahmad, vol. 6 hal. 463, Abu Dawud (457), ath-Thabari dalam al-Mu’jamu al-Kabir, vol. XXV, hal. 54. Al-Baihaqi (4418). Abu Ya’la (7088). Disahihkan oleh al-Albani.
[7] Abu Daud (4294), Ahmad (5/232, 245), Abu Ya’la al-Mushili, Musnad (6417) disahihkan oleh al-Albani (4096). (Sahih)
[8] Ahmad, vol. V, hal. 364. Ibnu Abi Syaibah mengomentari Imam al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawa’id, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan perawi yang sahih. Disahihkan oleh Al-Albani. Ibnu Hajar berkata, perawinya terpercaya, Fathu al-Bari, vol. 13, hal. 105. (Sahih)
[9] Ahmad, al-Musnad. Ath-Thabrani, al-Mu’jam, Ibnu Hibban, Sahih Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Mustadrak. Ia berkata, hadis ini sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim. Ibnu Hajar berkata, perawinya terpercaya, Fathu al-Bari, vol. XIII, hal. 105. (Sahih)
[10] Hadis riwayat Muslim (Sahih)
[11] Gunung Khamar adalah gunung yang dipenuhi pepohonan sehingga menutupi siapa pun yang ada di bawahnya. Ditafsirkan juga sebagai Gunung Baitul Maqdis karena pohonnya banyak.
[12] Majmu’ al-Fatawa, vol. XXVII, hal 44.
[13] Ibnu Majah (4077), dihasankan oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dan disahihkan oleh Al-Albani. (Sahih)
[14] An-Nasa’i, as-Sunan (3561). An-Nasa’i, as-Sunan al-Kubra (4401). Ibnu Hibban. Ahmad, al-Mausuah (16965). Ia berkata, hadis ini sanadnya hasan. Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir. (6357, 6360). Al-Bukhari, al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, vol. I, hal. 336-337. Ibnu Abi Ashim, al-Ahad wa al-Matsani (2460). Abu Awanah, vol. V, hal. 16. Ath-Thahawi, Syarh Ma’ani al-atsar, vol. III, hal. 275. Ibnu Sa’ad, ath-Thabaqat, vol. VII, hal. 427-428. Al-Haitsami, al-Majma’, vol. 10, hal.60. diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan perawinya yang terpercaya. (Sahih)
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International untuk berita terbaru Palestina.
Tetaplah bersama Adara Relief International untuk anak dan perempuan Palestina.
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar program bantuan untuk Palestina.
Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.
Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.