Kuwait meminta masyarakat internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, pada Selasa (24/4) untuk mengutuk pendudukan Israel yang terus meningkatkan serangan terhadap warga sipil Palestina. Dalam sebuah pernyataan sebelum sesi Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah dan masalah Palestina, Anggota Dewan Kuwait Abdulaziz Amash menuntut agar para pelaku dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan berulang mereka yang meliputi perluasan pemukiman, penghancuran rumah, penggusuran paksa, serta pembatasan akses dan pergerakan penduduk.
Diplomat Kuwait itu memperingatkan urgensi memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina sesuai dengan proposal sekretaris jenderal PBB, yang disetujui oleh Majelis Umum PBB. Dia menambahkan bahwa perdamaian, keamanan, dan stabilitas di seluruh Timur Tengah hanya akan tercapai ketika warga Palestina diberikan hak sah mereka, termasuk hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.
Ini, tegasnya, menuntut diakhirinya pendudukan ilegal Israel dan kemerdekaan Negara Palestina dengan kedaulatan penuh atas tanah yang diduduki sejak 1967 dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Kuwait dalam banyak kesempatan menggunakan platform internasional untuk mengekspresikan sikap tegasnya dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina, mengutuk pendudukan, dan menolak normalisasi.
Selama sesi PBB, anggota dewan dari Prancis, Ekuador, Ghana, dan UEA menyatakan keprihatinan tentang peningkatan kekerasan baru-baru ini di Al-Quds dan mendesak “penurunan ketegangan.” Mereka menyatakan dukungan untuk hak-hak Palestina dan menyerukan diakhirinya penderitaan rakyat Palestina.
Lebih dari 750.000 orang Palestina dipaksa keluar dari rumah mereka untuk memberi jalan bagi pembentukan negara Israel, sejak saat itu lebih dari satu juta telah ditahan oleh pasukan pendudukan Israel, di antaranya karena postingan mereka di media sosial dan menyuarakan penolakan terhadap Israel yang terus merampas properti Palestina. Pada bulan suci Ramadan tahun ini, pasukan pendudukan Israel menyerang Masjid Al-Aqsa dan menangkap sekitar 400 jemaah Muslim.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini