Kajian Kepalestinaan “Bedah Buku Parade Heroik Pembebas Palestina” di PT Mesin Isuzu BekasiAdara Relief – Jakarta. “Melihat realita sesunguhnya apa yang menimpa kami (foto-foto dan video luka-luka akibat sniper atau bom israel,pen) kalian pasti tidak akan sanggup. Bayangkan betapa berat orang yang mengalaminya langsung,” ungkap Anas Abu Mush’ab di tengah-tengah karyawan PT. Mesin Isuzu sore, Selasa 5 Maret 2019. Pernyataannya menyadarkan betapa penjajahan Israel atas Palestina telah sampai pada puncaknya. Ia juga menambahkan ,”Sasaran israel tidak pandang bulu, anak-anak, perempuan, lanjut usia sama di mata mereka dengan laki-laki. Israel juga menggunakan berbagai jenis senjata dan berbagai cara-cara licik dan picik untuk menghentikan perlawanan.” Anas adalah satu diantara begitu banyak korban kebiadaban Israel. Ia kehilangan satu kakinya dan nyaris kehilangan tangannya karena bom Israel.
Kehadiran Anas di tengah lebih dari 150 orang karyawan PT Mesin Isuzu sebagai salah satu saksi aksi Great Return March. Aksi tersebut telah berlangsung hampir setahun sejak 30 Maret 2018. Rekaman catatan aksi ini selalu diupload dalam akun pribadi facebook Nurjanah Hulwani Ketua Adara Relief International. Kumpulan catatan ini kemudian ditulis apik dalam bentuk buku dengan judul “Parade Heoik Pembebas Palestina”. Buku ini resmi dilaunching di IBF Jumat 1 Maret lalu.
“Selamat jalan syuhada junior, ” Nurjanah mengutip tulisan dalam bukunya untuk Haitsam (15 tahun). Anak Palestina di Gaza yang ditembak Israel saat melaksanakan shalat Ashar bersama peserta aksi dewasa lainnya. Dalam pemaparannya Nurjanah juga menghadirkan sosok Razzan An Najjar (20 tahun) perawat yang ditembak sniper Israel padahal ia menggunakan pakaian paramedis dan telah melambaikan tangan tanda ia bukan peserta aksi. Ia mengatakan, “Seharusnya anak-anak seperti Haitsam dan perempuan seperti Razzan tak perlu berada di garis depan seperti itu, namun siapa lagi yang akan berdiri menggantikan tanggung jawab 1, 5 milyar Umat Islam kalau bukan mereka. Ke mana Umat ini, dan dunia masih saja terdiam.”
Dalam acara tersebut, pihak pimpinan manager Bapak Rahmat tidak hanya memberikan sambutan tetapi juga memberika doorprize TV 32′ sebanyak dua buah untuk peserta yang hadir. Salah seorang peserta yang mendapatkan doorprze tersebut kemudian memberikannya untuk Palestina. Suasana bertambah hangat saat sessi lelang, syal Palestina terjual dengan harga 2,5 juta rupiah.