Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Kamis bahwa pihaknya telah menerima 30 jenazah tawanan Palestina dari Israel melalui tim Palang Merah Internasional (ICRC), sehingga total jenazah yang dikembalikan sejak gencatan senjata berlaku pada Jumat lalu mencapai 120 orang. Tim medis Gaza kini melakukan proses identifikasi, pemeriksaan, dan penyerahan jenazah kepada keluarga. Namun, hasil awal menunjukkan tanda-tanda yang mengerikan: bekas pemukulan, penyiksaan, borgol ketat, dan penutup mata pada sejumlah tubuh korban.
Dokter di Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis, melaporkan bahwa dari 90 jenazah yang diterima sejauh ini, hampir semuanya memiliki luka tembak di antara kedua mata—indikasi kuat eksekusi langsung setelah penahanan. “Hampir semua diborgol, ditutup matanya, dan ditembak di bagian kepala,” kata Dr. Ahmed Al-Farra, kepala departemen anak di rumah sakit tersebut. Ia menambahkan bahwa tubuh para korban menunjukkan tanda-tanda pemukulan berat dan kekerasan pascakematian.
Israel mengirimkan dua gelombang pengembalian, masing-masing 45 jenazah, tanpa menyertakan identitas apa pun—hanya nomor. Dengan infrastruktur medis Gaza yang hancur dan laboratorium DNA yang tidak berfungsi, keluarga kini diminta membantu mengenali jasad orang terkasih mereka secara manual.
Temuan ini diperkuat oleh laporan Palestinian Prisoners Society (PPS), yang menyatakan bahwa banyak korban kemungkinan dieksekusi setelah ditangkap, bahkan sebagian mungkin pernah ditahan di kamp-kamp Israel sebelum dibunuh. Beberapa jenazah menunjukkan bekas terbakar, luka akibat dilindas kendaraan lapis baja, dan sisa penutup mata serta borgol. PPS juga menyinggung adanya indikasi pencurian organ dari tubuh para syuhada—praktik yang telah berulang kali dilaporkan dalam perang sebelumnya.
Menurut PPS, temuan medis ini merupakan bukti kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sepanjang dua tahun genosida di Gaza, puluhan warga yang ditangkap telah dipastikan gugur dalam penjara, sementara banyak lainnya dihilangkan secara paksa.
Namun, di tengah bukti yang terus menumpuk mengenai pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, dan penodaan jenazah, media Barat tetap bungkam atau justru menampilkan narasi yang berlawanan yang menggambarkan tentara Israel sebagai korban trauma perang, bukan pelaku kekejaman.
Hingga kini, Israel masih menyimpan lebih dari 700 jenazah tawanan Palestina, termasuk 67 anak-anak, sementara laporan media Israel menyebut jumlah sebenarnya mencapai 1.500 jenazah yang disembunyikan di pangkalan militer Sde Teiman, Gurun Negev.
Kembalinya jenazah-jenazah ini bukan tanda berakhirnya kekerasan, melainkan pengingat nyata akan brutalitas perang yang tak mengenal batas kemanusiaan—bahwa bahkan setelah kematian, rakyat Palestina masih belum bebas dari kekejaman pendudukan.
Sumber:
MEMO, Palinfo
![Tentara Israel menyerahkan jenazah warga Palestina kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, untuk diidentifikasi. Keluarga berkumpul untuk mengidentifikasi jenazah kerabat mereka pada 15 Oktober 2025. [Doaa Albaz – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/10/AA-20251015-39421984-39421980-ISRAEL_HANDS_OVER_BODIES_OF_PALESTINIANS_TO_RED_CROSS_FOR_IDENTIFICATION_IN_GAZA-1-750x375.webp)


![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)
![Banyak warga Palestina mengatakan mereka menghadapi penyiksaan saat berada di tahanan Israel [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2192563299-120x86.jpeg)


