Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Fatahillah, Jakarta, menyelenggarakan kelas khusus untuk Adara Relief International, sebuah lembaga sosial yang fokus pada urusan anak dan perempuan Palestina. Kelas khusus untuk pengurus dan relawan Adara ini dimulai pada 29 September 2016 dan akan berlangsung selama 10 (sepuluh) kali pertemuan. Perkuliahan yang dilaksanakan setiap Kamis ini bertempat di kantor Adara, GrahaQu Building, Jakarta.
Dalam kelas pendahuluan, Akmal Sjafril selaku pimpinan SPI sekaligus dosen pengajar menyatakan bahwa SPI tidak sama dengan kajian-kajian lepas yang sudah marak. “Di SPI ada target-target yang terukur yang diantaranya adalah untuk penyadaran bahwa pemikiran yang benar merupakan modal untuk bernafas panjang sekaligus sebagai ruh dari amal-amal kebaikan yang dilakukan, selain juga untuk menumbuhkan tradisi keilmuan,” jelas Akmal.
Tema ghazwul fikri atau perang pemikiran diangkat sebagai pengantar karena nafas setiap perbuatan adalah merupakan hasil pemikiran dibaliknya. “Kepengecutan dan keberanian tergantung pemikiran. Niat adanya di pemikiran. Jika pemikiran dibelenggu maka berapa banyak potensi yang akan hilang,” sambung lelaki yang telah menulis beberapa buku ini.
Menurutnya, efek yang ditimbulkan ghazwul fikri sangat berbahaya, diantaranya adalah menumbuhkan mental pecundang, penjiplak, khianat dan curang.
Para peserta SPI kelas khusus ini mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga yang berkiprah di Adara, baik sebagai pengurus maupun sebagai relawan. Yang menarik, ada salah seorang peserta yang merasa ‘terjebak’ ketika tata tertib belajar disampaikan di akhir paparan. Peserta yang tidak mau disebutkan namanya ini tidak menyangka akan ada tugas-tugas penulisan sebagai konsekuensi belajar, yaitu menulis reportase dan menulis karya ilmiah, sementara dirinya merasa tidak memiliki kapasitas untuk menulis.
“Kenapa soal tugas ini gak disampaikan waktu kita daftar? Apa mundur aja ya?,” ujarnya. Namun dengan mengingat kembali pentingnya pemahaman tentang pemikiran ini dan dampak-dampaknya negatifnya, dengan semangat menggebu peserta ini bertekad akan menjalani perkuliahan dengan baik dan tidak akan mundur hanya karena tugas-tugas penulisan yang akan menjelang. [anggraini/islamedia/abe]