Otoritas penjajah Zionis pada hari Ahad (7/2) menyita 600 izin kerja dan berdagang warga desa Qubatia di selatan Jenin, wilayah utara Tepi Barat, sebagai bentuk hukuman kolektif yang ditetapkan penjajah Zionis setelah mengakhiri blokade atas desa tersebut yang berlangsung selama hampir 4 hari sejak Rabu (2/2).
Ketua Kamar Dagang Hisyam Masad, kepada koresponden Pusat Informasi Palestina, mengatakan bahwa otoritas penjajah Zionis telah menyampaikan secara resmi larangan warga Qubatia mengajukan izin kerja masuk ke wilayah Palestina jajahan 1948.
Dia menyatakan total izin yang disita pada hari Ahad kemarin mencapai 600 mencakup para pegadang, pengusaha dan pekerja dari desa Qubatia. Ini artinya penjajah Zionis memberlakukan sanksi ekonomi kepada semua orang yang berasal dari desa Qubatia.
Sejak Rabu (3/2) lalu pasukan penjajah Zionis memblokir desa Qubatia, yang disertai dengan operasi penangkapan dan menghancuran rumah-rumah warga Palestina, sebagai “langkah hukuman” kolektif atas aksi tiga pelaku aksi perlawanan dari desa tersebut, yang melakukan aksi penembakan dan penikaman di pintu al-Amud di al-Quds yang menewaskan seorang pemukim Yahudi dan melukai tiga orang lainnya. Serangan ini merupakan tamparan dan pukulan yang menggoncang sistem keamanan penjajah Zionis khususnya di al-Quds.
Sabtu (6/2) malam, pasukan penjajah Zionis menyebar di sekitar desa Qubatia, untuk mengakhiri blokade, dan mulai menarik diri secara bertahap dari sekitar desa pasca konfrontasi tiap malam di desa tersebut. Terakhir pada Sabtu malam, yang mengakibatkan 8 orang warga terluka.