Seorang pekerja asing terbunuh dan lima lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menargetkan kantor United Nations Office for Project Services (UNOPS) di Gaza pada Rabu (19/3).
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza dalam pernyataan singkatnya mengumumkan bahwa satu pekerja internasional dari organisasi kemanusiaan terbunuh dan lima lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Enam staf asing dari organisasi internasional telah dilarikan ke Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs untuk mendapatkan perawatan medis.
Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOPS) merupakan badan PBB yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan dan kemanusiaan, khususnya di wilayah yang terdampak konflik dan bencana
Kantor Media Gaza (GMO) menyatakan bahwa serangan terhadap kantor PBB ini merupakan “serangan terang-terangan yang tergolong sebagai kejahatan perang.” Dalam pernyataannya, GMO menegaskan bahwa aksi ini adalah bagian dari strategi sistematis Israel yang menargetkan institusi internasional dan kemanusiaan guna menghambat upaya mereka dalam memberikan bantuan kepada rakyat Palestina yang tengah menghadapi kondisi bencana akibat agresi yang terus berlangsung.
Serangan terhadap lembaga-lembaga PBB ini juga disebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa, yang seharusnya melindungi pekerja kemanusiaan dan bantuan. GMO mendesak PBB untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan ini dan segera mengambil langkah konkret guna meminta pertanggungjawaban Israel serta menghentikan agresi yang terus menyasar warga sipil dan pekerja kemanusiaan di Gaza.
Philippe Lazzarini, Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyebut hari ini sebagai “hari kelam lainnya bagi PBB di Gaza.” Dalam pernyataan di platform X (Twitter), ia menyampaikan belasungkawa bagi para pekerja PBB yang menjadi korban dalam eskalasi terbaru Israel. “PBB, termasuk UNRWA, terus membayar harga yang sangat mahal dalam menjalankan tugas kemanusiaannya,” tulisnya. “Pekerja kemanusiaan harus dilindungi setiap saat.”
Hamas turut mengecam serangan ini, dengan menyatakan bahwa tindakan Israel tidak hanya merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional, tetapi juga bagian dari strategi sistematis mereka dalam menargetkan warga sipil serta pekerja kemanusiaan dan bantuan. Tujuannya adalah menciptakan ketakutan dan menghalangi pekerja kemanusiaan untuk menjalankan tugas kemanusiaan bagi rakyat Palestina, yang semakin menderita akibat krisis kemanusiaan di Gaza.
Sejak awal agresi, Israel telah membunuh ratusan staf UNRWA serta pekerja dari lembaga kemanusiaan internasional sebagai bagian dari upaya mereka dalam memperketat blokade terhadap Gaza. Dengan cara ini, Israel berusaha mencekik kehidupan di Gaza serta menghalangi rakyat Palestina untuk mendapatkan kebutuhan dasar mereka, yang secara terang-terangan menentang hukum dan norma internasional.
Serangan terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya serangan udara besar-besaran Israel yang sejak Selasa pagi telah membunuh ratusan warga sipil. Agresi ini sekaligus melanggar perjanjian gencatan senjata yang sebelumnya disepakati dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat pada 19 Januari 2025. Pelanggaran ini disebut sebagai bagian dari strategi pemerintah Benjamin Netanyahu untuk menghindari implementasi tahap kedua dari kesepakatan, yang seharusnya mencakup penghentian agresi dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini






