Murid-murid Palestina yang berada di wilayah jajahan Israel Yerusalem Timur terpaksa harus berjalan ke Tepi Barat untuk bersekolah agar tidak ketinggalan pelajaran. Kondisi ini terjadi akibat minimnya ruangan kelas yang tersedia di wilayah Yerusalem Timur.
Tidak hanya itu, pada hari Rabu lalu sekolah dasar (SD) Al Nukhba yang terletak di kota Sur Bahir Yerusalem Timur ditutup paksa oleh IsraelAkibatnya, murid-murid sekolah tersebut terpaksa harus bersekolah di jalanan pada hari Ahad. Penjajah Israel menuduh bahwa silabus sekolah yang dimiliki sekolah tersebut berisi agitasi terhadap yahudi dan Israel.
Kepala sekolah Al Nukhba Luay Bkirat menampik tuduhan tersebut. Ia berujar, “sekolah kami mengajarkan kurikulum Palestina sebagaimana yang diajarkan sekolah-sekolah lain di Yerusalem dan tidak ada satupun guru-guru Palestina di sekolah ini yang pernah diselidiki terhadap tuduhan penghasutan.” Bkirat menolak keputusan tersebut dan ia akan melakukan sejumlah upaya untuk menghentikan keputusan ini yang sebenarnya ditujukan hanya untuk menghancurkan pendidikan.
Koran Israel Times of Israel melaporkan bahwa sekolah tersebut ditutup lantaran menjadi “Front Pejuang Palestina.” Mereka mengklaim bahwa hal ini telah diselidiki oleh kementerian pendidikan Israel selama berbulan-bulan.
Tekanan terhadap anak-anak Palestina oleh Israel yang berada di Yerusalem merupakan hal yang lumrah terjadi. Untuk menggantikan kurikulum Palestina dengan kurikulum Israel di wilayah jajahan Yerusalem Timur, pemerintah Israel kerap memberikan berbagai gangguan dan tekanan. Pemerintah Israel juga menghalang-halangi murid-murid Palestina untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak dan aman.
Menurut laporan dari harian Israel Haaretz di tahun 2016, sekolah-sekolah Palestina yang terletak di wilayah Yerusalem Timur hanya mendapatkan bantuan dana kurang dari setengan jika dibandingkan dengan yang dikirimkan pemerintah Israel ke sekolah-sekolah Yahudi di wilayah yang sama.
Di tahun 2011, the Applied Reseach Institute – Jerusalem (ARIJ) juga melaporkan bahwa akibat dari kekurangan fasilitas pendidikan di Sur Bahir, puluhan murid-murid Palestina terpaksa harus bersekolah di desa lain.