Rumah Sakit Al-Nasser tetap berada di bawah pengepungan dan tembakan artileri Israel yang menghantam halaman fasilitas medis itu pada Senin malam. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Selasa (7/2) pagi bahwa terdapat 300 staf medis, 450 pasien luka, dan 10.000 pengungsi yang terjebak di dalam fasilitas tersebut.
Dr. Ashraf Al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan bahwa RS Al-Nasser menderita kekurangan obat bius, perawatan intensif, obat-obatan bedah, serta kekurangan persediaan dan benang jahit bedah.
Al-Qudra menambahkan bahwa generator listrik di Kompleks Medis Nasser akan berhenti dalam waktu 4 hari karena kekurangan bahan bakar. Israel menghalangi pergerakan ambulans, sementara kru kesehatan Gaza mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan korban luka-luka akibat penjajah yang menghalangi pergerakan ambulans.
Di Rafah, situasi ribuan warga Palestina yang terusir sangat mengerikan selama beberapa minggu terakhir ini. Wafa melaporkan bahwa limbah dan air hujan telah membanjiri tenda-tenda di berbagai daerah Rafah, yang disebabkan oleh penghancuran infrastruktur perkotaan oleh Israel.
Rafah, distrik paling selatan dari Jalur Gaza, telah menyaksikan arus masuk hampir separuh dari 2 juta penduduk Gaza, yang dipaksa mengungsi oleh pasukan Israel. Ribuan keluarga Palestina yang tinggal di tenda-tenda di Rafah menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan sumber pemanas.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini