Komite Tinggi Urusan Gereja di Palestina menilai Israel secara sistematis menghancurkan kehidupan Kristiani di Tanah Suci Palestina. Pernyataan ini dirilis Minggu (28/9) melalui laman resmi Facebook komite, sebagai tanggapan atas pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Sidang Majelis Umum PBB. Netanyahu mengklaim bahwa Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang melindungi umat Kristiani.
Komite menyebut Netanyahu sebagai “penjahat perang buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC),” telah menyebarkan kebohongan tentang umat Kristiani Palestina di hadapan ruang sidang PBB yang hampir kosong. Komite menegaskan bahwa kenyataan justru menunjukkan sebaliknya: kebijakan kolonial Israel berupa pembersihan etnis, apartheid, dan genosida telah menghancurkan keberadaan Kristiani di Palestina.
Data historis yang dipaparkan menunjukkan bahwa sebelum Nakba 1948, umat Kristiani Palestina berjumlah sekitar 12,5 persen dari populasi di seluruh Palestina historis (Tepi Barat, termasuk Yerusalem, Gaza, dan wilayah yang kini disebut Israel). Kini jumlah itu menyusut drastis menjadi hanya 1,2 persen di Palestina historis, dan sekitar 1 persen di wilayah yang diduduki sejak 1967. Penurunan ini, menurut komite, adalah akibat langsung dari pengusiran massal, perampasan tanah, penutupan hampir 30 gereja, serta penindasan sistematis. Selama Nakba, 90.000 umat Kristen diusir, sementara milisi Zionis melakukan pembantaian, termasuk membunuh 25 orang di Hotel Semiramis Yerusalem dan mengeksekusi 12 lainnya di desa Eilabun, Galilea, pada 1948.
Komite juga menyoroti agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023 yang turut menghantam gereja-gereja dan lembaga keagamaan. Serangan udara menghancurkan Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius dan Gereja Katolik Keluarga Kudus, tempat warga sipil berlindung, membunuh seluruh keluarga. Rumah sakit Baptis serta pusat kebudayaan dan sosial Arab Ortodoks juga dibom. Rumah-rumah keluarga Kristiani dibidik, memaksa mereka mengungsi ke dalam gereja yang kemudian ikut diserang.
Sejak dimulainya genosida di Gaza, sedikitnya 44 umat Kristiani Palestina telah terbunuh, baik akibat serangan langsung maupun karena runtuhnya kondisi kemanusiaan, termasuk kekurangan makanan dan obat-obatan.
“Fakta tidak bisa disangkal,” tegas komite. “Proyek kolonial Israel, pembersihan etnis, dan kampanye genosidanya telah menghancurkan kekristenan di tanah kelahirannya.”
Sumber:
Palinfo, MEMO