Otoritas pendudukan Israel berencana untuk membangun 9.000 unit permukiman baru di reruntuhan Bandara Qalandia, dekat Al-Quds (Yerusalem), kantor berita Sama melaporkan pada Minggu (13/11). Rencana tersebut diajukan untuk didiskusikan oleh Pemerintah Kota Yerusalem yang dikelola Israel pada Agustus tahun lalu, tetapi terhenti di bawah tekanan dari kelompok hak asasi manusia dan negara anggota Uni Erope. Aktivis Peace Now Hagit Ofran mengatakan bahwa rencana tersebut telah dibatalkan. Namun, baru-baru ini, rencana tersebut telah dihidupkan kembali dan akan dibahas lagi oleh pemerintah kota.
Hal ini dibenarkan oleh Ahmad Al-Ruwaidi, seorang pembantu senior Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas. Al-Ruwaidi mengatakan bahwa kepemimpinan PA telah berusaha untuk menghentikan rencana tersebut, dan menekankan bahwa tanah tersebut dimiliki oleh Palestina. Israel ingin mengubah situs bandara seluas 124 hektar, yang kegiatan penerbangannya beroperasi antara tahun 1924 hingga 2000, menjadi permukiman baru, dengan taman, hotel, bangunan umum, area komersial, dan perumahan bagi pemukim.
Perwakilan Uni Eropa untuk PA Sven Kuhn von Burgsdorff mengatakan setelah mengunjungi situs tersebut tahun lalu bahwa rencana Israel berpotensi membahayakan solusi dua negara dan akan semakin memisahkan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat. Padahal, semua permukiman Israel adalah ilegal menurut hukum internasional.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini