• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, Maret 23, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Indonesia Darurat Stunting: Angka Stunting Melebihi Batas Prevalensi Stunting Dunia dan Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara

by Adara Relief International
Januari 14, 2023
in Artikel, Sorotan, Tema Populer
Reading Time: 5 mins read
0 0
0
Indonesia Darurat Stunting: Angka Stunting Melebihi Batas Prevalensi Stunting Dunia dan Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara
499
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang menjadi penyebab utama terjadinya stunting. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Baca Juga

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

 

Kondisi ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak yang berada di bawah rentang usia atau standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bukan hanya tinggi badan yang terhambat, melainkan pertumbuhan otak juga tidak akan berkembang sehingga anak akan sulit belajar dan sulit konsentrasi. Dampaknya, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas masa depan anak dapat terganggu.

Hingga saat ini, stunting masih menjadi perbincangan hangat di bidang kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting cukup tinggi dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Di lingkungan negara Asia Tenggara, prevalensi stunting adalah Myanmar 35%, Vietnam 23%, Malaysia 17%, Thailand 16%, Singapura 4% dan Indonesia 24% (Desember, 2021). Angka prevalensi tersebut memang menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 26,9% pada 2020. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas toleransi stunting suatu negara hanya 20 persen.

Pemerintah sebagaimana termaktub dalam RPJMN 2020–2024, memiliki target nasional pada 2024 dapat menurunkan prevalensi stunting hingga 14%. Namun, saat ini Indonesia baru mencapai penurunan 1,6% tiap tahun dengan kondisi penurunan tidak stabil. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh BKPK Kemenkes Republik Indonesia tahun 2021, diketahui bahwa proporsi stunting tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (37,8%), Sulawesi Barat (33,8%), dan Aceh (33,2%).[1] Adapun yang terendah di Bali 10,9%, DKI 16,5%, Yogyakarta 17,3%, Kepulauan Riau 17,6%, dan Lampung 18,5%. Luasnya permasalahan objektif yang terjadi kerap dituding sebagai penyebab tidak maksimalnya percepatan pencegahan stunting dalam dua tahun terakhir.

Sebagai kebutuhan esensial, persoalan gizi bayi dan balita di Indonesia terus menjadi permasalahan. Terdapat 8 indikator layanan yang bisa didapat yaitu imunisasi dasar, asi eksklusif, keragaman makanan, air minum, sanitasi, pendidikan anak usia dini, kerawanan pangan, dan akta kelahiran. Namun, akses terhadap layanan dasar bagi ibu hamil dan anak balita yang tersedia, belum memadai. Hanya 28,7% dari balita yang memiliki akses layanan dasar secara simultan. Bahkan yang mendapatkan delapan layanan dasar tak lebih dari 1% balita, kiranya demikian pula yang terjadi pada ibu hamil dan ibu menyusui. Rendahnya akses layanan dasar yang dibutuhkan dalam rangka mencegah stunting dan melahirkan generasi unggul terus terjadi.

Jika intervensi spesifik dapat dicapai dalam jangka pendek dengan sasaran prioritas (ibu hamil, ibu menyusui, bayi 0 – 23 bulan, remaja putri, pasangan usia subur), maka intervensi sensitif butuh jalan yang panjang dengan sasaran keluarga dan masyarakat luas. Pada publikasi Ringkasan 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting) 2017, kasus stunting di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh rumah tangga/keluarga tidak miskin atau yang tingkat kesejahteraan sosial dan ekonominya berada di atas 40% .[2]

Stunting merupakan masalah penting untuk diselesaikan karena tingkat stunting di Indonesia akan menentukan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) pada masa mendatang. Stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan. Pada akhirnya jika stunting dibiarkan, maka Indonesia berpotensi tertinggal dalam berbagai bidang perkembangan dari negara-negara di dunia.

Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antargenerasi.[3]

Komitmen pemerintah dalam upaya percepatan perbaikan gizi telah dinyatakan melalui Perpres Nomor 42 Tahun 2013, tanggal 23 Mei 2013, tentang Gerakan Nasional (Gernas) Percepatan Perbaikan Gizi yang merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).

Oleh karena itu, diperlukan intervensi spesifik dan sensitif dalam menangani stunting. Kedua intervensi tersebut mesti dilakukan dan mendapat dukungan semua pihak. Mulai pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/ kota, hingga pemerintahan desa, dan nonpemerintah (pemberdayaan masyarakat dan swasta). Intervensi tersebut mencakup ketahanan pangan, akses pangan bergizi, pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil, pemenuhan kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 hari pertama kehidupan anak, serta perawatan sanitasi dan peningkatan penyediaan air bersih.

Intervensi spesifik merupakan upaya percepatan pencegahan stunting yang menyasar penyebab langsung (kesehatan) dan penyebab tidak langsung (di luar kesehatan). Adapun, intervensi sensitif diarahkan untuk mengatasi akar masalahnya dan sifatnya jangka panjang. Intervensi sensitif salah satunya meningkatkan pengetahuan seperti Posyandu, PKH, PNPM Generasi, Pamsimas. Langkah lainnya adalah mengupayakan pembiayaan berbasis hasil, yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK) berbasis kinerja di sektor kesehatan dan pendidikan dengan menggunakan indikator-indikator gizi, mendorong penerapan pembayaran kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), untuk memperbaiki layanan gizi, dan mendorong Dana Desa untuk merevitalisasi program gizi masyarakat.

Indonesia tentu mampu keluar dari deretan teratas negara dengan kasus stunting terbanyak di dunia. Hal itu dapat terjadi hanya jika masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk menjalani hidup sehat. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Jika memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi anak sejak dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupan maka anak akan tercegah dari stunting, dan tumbuh-berkembang dengan baik, secara fisik dan mental.

 

Vannisa Najchati Silma, S. Hum

Penulis merupakan Relawan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana jurusan Sastra Arab, FIB UI.

 

Sumber:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2021. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Warta Kemas. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf

https://news.detik.com/kolom/d-6443604/stunting-short-stature-dan-kualitas-hidup-anak?_ga=2.144113974.2026790718.1670235503-1106467935.1666078802

https://news.detik.com/kolom/d-6384277/stunting-dan-jalan-panjang-intervensi-sensitif

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/152564/permenkes-no-21-tahun-2020

http://stunting.go.id/

https://p2ptm.kemkes.go.id/post/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). https://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf

https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1658478053_187189.pdf

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2021. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf hlm. 162. ↑
  2. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). https://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf hlm. 6. ↑
  3. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). https://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Ringkasan%20Stunting.pdf hlm. 6. ↑

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Free Email Updates
We respect your privacy.

Tags: AnakIndonesia
ShareTweetSendShare
Previous Post

Puluhan Pemukim Serang Sekolah Palestina dengan Batu

Next Post

Kisah Anak-anak dari Wilayah Konflik yang Berjuang Menyeberangi Wilayah Mediterania Tengah

Adara Relief International

Adara Relief International

Related Posts

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah
Artikel

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah

by Adara Relief International
Maret 17, 2023
0

“Kami tetap tinggal di sini tanpa pernah berpikir untuk pergi” Saeed Ahmed, penduduk Huwwara Huwwara adalah nama salah satu kota...

Read more
Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Maret 16, 2023
Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?

Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?

Maret 16, 2023
Mohammad Natsir dan Pandangannya tentang Masalah Palestina

Mohammad Natsir dan Pandangannya tentang Masalah Palestina

Maret 21, 2023
Bolehkah Memanfaatkan Uang Riba Untuk Kepentingan Umum?

Bolehkah Memanfaatkan Uang Riba Untuk Kepentingan Umum?

Maret 15, 2023
Wawancara Eksklusif Direktur Adara, Sri Vira Chandra dengan Aktivis Kemanusiaan Palestina

Miko Peled: Mantan Zionis yang Berbalik Mendukung Kemerdekaan Palestina

Maret 14, 2023
Next Post
Kisah Anak-anak dari Wilayah Konflik yang Berjuang Menyeberangi Wilayah Mediterania Tengah

Kisah Anak-anak dari Wilayah Konflik yang Berjuang Menyeberangi Wilayah Mediterania Tengah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Inspiratif, Sosok Ayah Hebat yang Rela Berjuang Keras untuk Anaknya yang Istimewa

    Inspiratif, Sosok Ayah Hebat yang Rela Berjuang Keras untuk Anaknya yang Istimewa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Boikot Kurma Israel! Ini Daftar Mereknya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Masjid Al Qibli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Company Profile - Adara Relief International

Company Profile - Adara Relief International

00:03:01

“Wonderful Children for Wonderful Family”

00:00:46

Bantuan Halaqah Tatsbit Al-Quran untuk Pengungsian Palestina

00:02:04

Bantuan Halaqah Tahfidz Al-Quran di Pengungsian Palestina

00:01:10

STRONG 'WHY' TO LIGHT UP AL-AQSA

02:04:05
Telegram Instagram Facebook Twitter Youtube Whatsapp

Klik untuk dapatkan update info terbaru

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sosial Media
  • Donasi

Yayasan Adara Relief Internasional


GrahaQu Lt.2,
Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No.1,
Desa/Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12740
Indonesia

© 2022 Adara Relief International

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
Donasi Sekarang

© 2022 Adara Relief International

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist