Serangan udara Israel yang membunuh tiga wartawan dan melukai beberapa lainnya di Lebanon pada Oktober lalu kemungkinan besar merupakan serangan yang disengaja terhadap warga sipil dan merupakan kejahatan perang, kata Human Rights Watch pada Senin (24/11).
Serangan Israel pada 25 Oktober telah membunuh juru kamera Ghassan Najjar dan Mohammad Reda, yang bekerja untuk Al Mayadeen, serta operator kamera TV Al-Manar, Wissam Qassim, saat mereka tidur di wisma tamu di Hasbaiyya, Lebanon tenggara.
Dalam laporan yang diterbitkan pada Senin itu, Human Rights Watch tidak menemukan “bukti pertempuran, pasukan militer, atau aktivitas militer di area sekitar pada saat serangan” dan mencatat bahwa militer Israel seharusnya mengetahui bahwa jurnalis berada di area tersebut dan di gedung yang menjadi sasaran.
Laporan itu juga menetapkan bahwa pasukan Israel melakukan serangan menggunakan bom yang dijatuhkan dari udara yang dilengkapi dengan perlengkapan pemandu Joint Direct Attack Munition (JDAM) produksi Amerika
“Penggunaan senjata AS oleh Israel untuk menyerang dan membunuh jurnalis secara tidak sah di luar target militer merupakan noda yang mengerikan bagi Amerika Serikat dan Israel,” kata Richard Weir, peneliti senior tenyang krisis, konflik, dan persenjataan di Human Rights Watch, dalam sebuah pernyataan.
Kelompok hak asasi manusia itu juga meminta pemerintah AS untuk menangguhkan transfer senjata ke Israel karena militer berulang kali melakukan “serangan tidak sah terhadap warga sipil”, yang memungkinan pejabat AS menjadi terlibat dalam kejahatan perang.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai laporan tersebut.
Wartawan terus menerus menjadi sasaran Israel dan menghadapi bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya saat meliput perang Israel di Gaza dan Lebanon. Pada November 2023, dua jurnalis Al Mayadeen TV terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak di tempat mereka melakukan liputan.
Sebulan sebelumnya, penembakan Israel di Lebanon selatan membunuh videografer Reuters Issam Abdallah dan melukai jurnalis lain dari Al Jazeera.
Sumber: https://www.aljazeera.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini



![Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251014-39412414-39412391-GAZAISRAEL_BORDER_REGION_FOLLOWING_THE_CEASEFIRE-1-1-120x86.webp)
![Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/GettyImages-2241666942-1-120x86.webp)
![Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251021-39476504-39476501-HOT_MEAL_DISTRIBUTED_TO_PALESTINIANS_STRUGGLING_WITH_HUNGER_IN_GAZA-1-120x86.webp)


