Pemerintah Palestina menyatakan bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari 90% aset pertanian di Jalur Gaza selama dua tahun terakhir dan merugikan lebih dari 5.353 petani di Tepi Barat sejak awal tahun ini.
Menteri Pertanian Palestina, Rezq Salimia, dalam konferensi pers di Ramallah, mengatakan bahwa sektor pertanian Palestina menghadapi “perubahan besar dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya” akibat pelanggaran sistematis Israel yang menargetkan tanah, air, manusia, dan identitas bangsa Palestina.
“Agresi genosida Israel di Jalur Gaza menyebabkan kerusakan besar yang menghancurkan lebih dari 90% sumber daya dan aset pertanian, termasuk sumur irigasi, rumah kaca, serta fasilitas pertanian,” ujarnya.
Di Tepi Barat, Israel menguasai lebih dari 60% wilayah, menghalangi proyek pengembangan, reklamasi, dan rehabilitasi, serta mencegah perluasan lahan pertanian. Menurut Salimia, jika akses ke wilayah-wilayah yang dikontrol Israel diizinkan, potensi ekonomi yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 3 miliar dolar AS dan menciptakan setidaknya 200.000 lapangan kerja.
“Artinya, kami bisa saja tidak lagi bergantung pada bantuan asing jika diizinkan berinvestasi di tanah kami sendiri,” tambahnya.
Sejak awal 2025 hingga pertengahan Oktober, lebih dari 5.353 petani Palestina terdampak oleh pelanggaran Israel yang meningkat 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Total kerugian diperkirakan melebihi 70,3 juta dolar AS, mencakup pembakaran dan pencabutan pohon, penghancuran infrastruktur pertanian, pembunuhan dan pencurian ternak, penyitaan puluhan ribu dunam lahan, serta pelarangan akses petani ke tanah mereka yang kemudian dijadikan ladang penggembalaan secara sistematis oleh pemukim Israel.
Sejak Oktober 2024, Kementerian Pertanian Palestina juga mencatat penghancuran lebih dari 15.000 pohon zaitun oleh Israel.
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak Oktober 2023 Israel telah membunuh lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.300 lainnya di Jalur Gaza. Di Tepi Barat yang diduduki, tercatat sedikitnya 1.056 warga Palestina terbunuh, sekitar 10.300 terluka, dan lebih dari 20.000 orang, termasuk 1.600 anak-anak ditawan oleh pasukan pendudukan.
Sumber: AA, Middle East Monitor






