Pada Senin (4/9), Ir Amim, Asosiasi Israel untuk Urusan Al-Quds (Yerusalem) yang berhaluan kiri, memperingatkan bahwa sejak pemerintahan baru Israel berkuasa, pendidikan Palestina Al-Quds Timur telah menghadapi upaya Yahudinisasi yang sengit.
“Dengan melakukan hal ini, Israel akan menegakkan usulan legislatif dari komite menteri, atau mengadakan pertemuan komite pendidikan di Knesset, atau dengan menghentikan pertemuan orang tua atas perintah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir,” lapor Amim.
Sektor pendidikan di Al-Quds (Yerusalem) telah menghadapi tantangan berbahaya sejak Israel menjajah kota tersebut pada 1967, sehingga menghambat perkembangannya. “Pemerintahan Israel sebelumnya mengandalkan rencana lima tahun sebagai syarat mendasar untuk mengalokasikan anggaran pendidikan Al-Quds yang diperlukan dalam upaya transisi ke kurikulum Israel,” ungkap Ir Amim.
Rencana Yahudinisasi Lima Tahun
Sebagian besar rencana lima tahun Israel ditujukan untuk sistem pendidikan di Al-Quds (Yerusalem). Sebab, proyek-proyek Yahudinisasi telah tersebar di seluruh kota, dan telah berhasil menyelesaikan semua uji coba. Rencana tersebut mengalokasikan 800 juta shekel untuk melakukan Yahudinisasi terhadap pendidikan di Al-Quds dengan membentuk pemikiran siswa Palestina dan menghilangkan identitas nasional mereka.
Tujuan Israel merumuskan rencana lima tahun (2018–2022) adalah untuk mengambil kendali atas pendidikan di Al-Quds. Rencana tersebut terutama didasarkan pada pengosongan sekolah di Kota Tua, mengambil alih bangunan bersejarah dan mengubah beberapa di antaranya menjadi tempat wisata.
Sekolah swasta yang menolak mengajarkan kurikulum Israel harus ditutup. UNRWA juga akan menghadapi titik krisis karena sekolahnya akan ditutup dan para siswa akan dialihkan di sekolah yang mengajarkan kurikulum Israel.
Sementara itu, taman kanak-kanak swasta yang dikelola pemerintah kota Israel akan dibuka. Rencananya akan berkonsentrasi pada pembukaan pusat komunitas, yang bertujuan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel melalui berbagai kegiatan yang menargetkan anak-anak dan remaja. Polisi juga akan dikerahkan di lingkungan Al-Quds untuk bekerja sama dengan Kementerian Sosial Israel.
Penyerangan Harian
Senin pagi (4/9), pasukan Israel menghentikan guru-guru Palestina di pintu masuk Masjid Al-Aqsa di Al-Quds dan menggeledah mereka bersama para siswa. Hal tersebut Israel lakukan untuk memastikan mereka tidak memiliki buku pelajaran Palestina. Sebuah bendera Palestina ditemukan di tas seorang pelajar dan langsung disita.
Pada hari pertama tahun ajaran baru 2023, pemogokan dilakukan di lingkungan Jabal Al-Mukabber, Al-Quds, sebagai protes terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah kota Israel terhadap siswa. Tindakan tersebut antara lain dengan relokasi siswa sekolah dari satu tempat ke tempat lain, serta penghentian sementara angkutan bus.
Pada 31 Agustus tahun lalu, pasukan Israel menyita sejumlah buku pelajaran yang sedang dikirim ke sekolah swasta yang mengajarkan kurikulum Palestina di Kota Tua Al-Quds. Mereka menangkap pengemudi kendaraan dan seorang pegawai sekolah.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها