JAKARTA-Pada Agustus 2025, PBB secara resmi menyatakan kondisi kelaparan di Gaza, disusul laporan komisi penyelidikan independen yang menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza. Meski laporan PBB baru dikeluarkan pada Agustus 2025, faktanya, Israel sejak lama telah menggunakan makanan dan air sebagai senjata perang di Jalur Gaza. Pada 21 – 24 Agustus 2025, Komunitas Adara bersama Adara Relief International berusaha meredakan kelaparan penduduk Gaza dengan mengirimkan makanan siap saji yang memberi manfaat bagi 2.700 orang di Gaza selatan.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 460 warga Palestina, termasuk lebih dari 150 anak-anak, telah meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Ramy Abdu, Ketua Euro-Med Human Rights Monitor yang berbasis di Jenewa, menegaskan bahwa kelaparan di Gaza bukan terjadi akibat bencana alam atau krisis ekonomi semata, tetapi merupakan hasil dari taktik terencana Israel yang menjadikan makanan dan air sebagai senjata untuk membunuh penduduk Gaza secara perlahan.
Sejak blokade diberlakukan oleh Israel pada tahun 2006, Israel mengontrol seluruh gerbang perbatasan Gaza, bahkan menghitung jumlah kalori yang boleh dikonsumsi oleh setiap warga Palestina. Hingga tahun 2023, empat dari lima penduduk Gaza hidup dengan bergantung pada bantuan kemanusiaan, dan kondisi semakin memburuk pada 9 Oktober 2023, ketika Israel melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza. Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan yang membawa kebutuhan dasar untuk penduduk Gaza, seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Anak-anak dan perempuan hamil menjadi kelompok yang paling rentan menderita akibat gizi buruk dan kekurangan air bersih. Sebagai lembaga yang peduli pada anak-anak dan perempuan, pada 21 – 24 Agustus 2025, Adara Relief International bersama Komunitas Adara yang selalu peduli pada Palestina berusaha meredakan kelaparan penduduk Gaza. Donasi dari Sahabat Adara telah diproses menjadi bantuan makanan siap saji yang memberi manfaat bagi 2.700 orang di Gaza selatan.


Satu suap nasi atau sepotong roti yang kita anggap kecil, merupakan rezeki yang luar biasa bagi penduduk Gaza yang telah lama menderita akibat kelaparan. Terima kasih Sahabat Adara, bantuan darimu tidak hanya membebaskan penduduk Gaza dari rasa lapar, tetapi juga memberikan makna bahwa penduduk Gaza tidak akan pernah sendirian dalam menghadapi semua ini. Semoga kebaikan dari Sahabat Adara akan menjadi keberkahan yang terus mengalir bagi saudara-saudara kita di Palestina.








