Gaza Hari Ini dan Sejarah yang Dilaluinya — Tulisan ini dirangkum dari pertemuan Adara dengan Radio Silaturahim. Sebagai pembuka Dr Sajida Abo Fares menuturkan bahwa “Sudah lebih dari 120 hari peristiwa agresi Zionis terhadap Gaza, dan sampai detik ini Zionis masih terus melancarkan genosida, pemusnahan massal ke Gaza. Suara-suara dari seluruh dunia sudah menyerukan gencatan senjata, namun sampai saat ini pembantaian ini masih terus berlangsung”
Rakyat Palestina tidak kehilangan spirit untuk mempertahankan tanah airnya “Meskipun sebagian rakyat Palestina menjadi diaspora, namun generasi sekarang tidak lupa akan sejarah mereka. Yaitu tanah yang saat ini sedang dijajah oleh Zionis, karena sejatinya itu adalah tanah mereka. Mereka tidak pernah lupa akan hak mereka dan mereka akan kembali kepada tanah airnya. Keyakinan ini ditanamkan secara turun temurun, termasuk beliau. Ayah beliau mengabarkan bahwa penjajah tidak bisa dijadikan teman, tidak ada negosiasi dengan Zionis. Tetap berjuang adalah satu-satunya cara mempertahankan tanah air mereka” Karena pada akhirnya tidak akan ada negosiasi yang seimbang bila berkaitan dengan Zionis.
“Saya berharap Indonesia tidak mengabaikan persoanal Palestina dan selalu memberikan bantuan bagi kami untuk memperjuangkan tanah air kami”
Doktrin apa yang Zionis pegang sehingga mereka terus melakukan pengerusakan di atas bangsa Palestina?
“Saya sangat mengapresiasi pertanyaan ini, pertanyaan ini adalah bentuk keimanan seorang muslim. Sejarah bersaksi bahwa kekuatan negara-negara besar yang melakukan penjajahan sejak awal abad ke-20 (Inggris, Perancis, Spanyol dan Italia) ketika mereka meninggalkan daerah jajahan mereka meninggalkan kaki tangan mereka di wilayah tersebut. Tidak meninggalkan begitu saja begitu juga Inggris terhadap Palestina. Mereka sengaja menanam Zionis di Palestina untuk membuat kerusakan, memecah belah wilayah Islam. Mereka tak hanya menghancurkan dan membunuh, mereka juga menghancurkan aqidah muslim di sana sebagai bentuk pelemahan pembelaan diri. Karena aqidah satu-satunya kekuatan utama seorang mukmin dalam membela hak-hak mereka”
“Mereka mendoktrin bahwa yang pantas disebut manusia adalah mereka, dan selain mereka adalah hewan. Yang tidak punya hak untuk hidup. Selain Zionis, tugas makhluk lain adalah melayani Zionis” Lanjut Sajidah
Dalam kitab suci mereka (Zionis) juga termaktub ‘kalian akan memasuki suatu tempat dimana tempat itu dipenuhi hewan-hewan maka kalian harus mengusir hewan-hewan tersebut dari tempat itu’. Dalam keyakinan mereka, manusia lain selain Zionis adalah alat pemenuh kebutuhan mereka, dan penduduk Palestina posisinya adalah sebagai hewan yang harus melakukan tugas majikannya. Jadi mengapa mereka membunuh anak dan perempuan, karena dalam keyakinan mereka penduduk Palestina hanyalah seonggok hewan.
Holocaust Dilakukan Oleh Jerman, Lalu Mengapa Zionis Justru Membunuh Orang yang Menyelamatkan Mereka?
“Mereka membaca apa yang kita baca, mereka tahu bahwa di dalam surat Al-Isra Bani Israil akan hancur, dan mereka membuat kerusakan di atas muka bumi. Kerusakan yang merekan ciptakan adalah pintu kehancuran mereka. Sama seperti iblis, ia tahu kesalahannya menyebabkan turunnya ia dari surga. Tapi apakah iblis mengurungkan niatnya untuk berbuat salah? Tidak. Ia justru bersumpah akan menyesatkan umat manusia”
“Zionis ini tak hanya memusuhi manusia-manusia di Palestina, ia juga membenci masjid-masjid kita, bahkan tanaman-tanaman yang tumbuh di Palestina. Inilah sifat manusia yang sudah kehilangan kemanusiaannya” Mereka dengki kepada umat Islam karena keteguhan yang dimiliki umat Islam. Namun akibat kesombongan yang mereka tanamkan dalam hati, maka mereka berniat ‘sebelum kalian (umat muslim) mengusir kami, maka kami akan mengusir kalian’. Mereka melakukan segala hal semau mereka, sampai pada waktunya mereka hancur.
Bagaimana Kondisi Perempuan di Sana? Dengan Apa Mereka Solat? Bagaimana Kondisi Kebersihan Mereka?
“Mereka hidup di sebagian rumah yang sudah hancur, hidup di tenda-tenda, atau hidup di pengungsian yang hanya cukup untuk 4 orang namun kini diisi lebih dari 20 orang. Lebih dari 100 hari mereka menggunakan pakaian shalatnya selama 24 jam. Mereka juga tidak bisa mandi karena Zionis menghancurkan tempat-tempat air bersih, sehingga air bersih bercampur dengan kotoran. Mereka terpaksa menggunakan air laut untuk mencuci dan minum, padahal tidak semua wilayah Gaza dekat dengan laut” Dan seringkali di jalan mereka terkena rudal.
“Namun bagaimanapun kesulitan yang mereka hadapi, mereka tetap melakukan tugas-tugasnya, mereka tetap mendidik anak-anaknya, tetap memasak, tetap mengajar anaknya. Kondisi yang ada saat ini tidak membuat perempuan Palestina hanya terduduk meratapi nasibnya, mereka tahu bahwa keluarga harus bertahan dan para ibu adalah tonggak utama keluarga”
“Sedangkan anak-anak Gaza, belakangan kita melihat foto korban seorang anak berusia 4 atau 5 bulan. Ia meninggal bukan karena rudal, melainkan karena kelaparan. Itulah kondisi yang dihadapi oleh saudari dan anak-anak Palestina”
Apa yang membuat rakyat Palestina bertahan? Pilihan mereka hanya 2. Meninggalkan Gaza atau bertahan di dalam Gaza. Sedangkan pilihan pertama tidak akan mereka pilih kembali karena sejak 1948 mereka mengungsi keluar dan sampai sekarang belum bisa kembali lagi. Maka pilihan mereka adalah bertahan dengan papaun resiko yang harus mereka hadapi.
Mengenai latar belakang beliau, beliau mengisahkan pada tahun 1948 Zionis datang dan melakukan pengusiran, pembantaian, dan ayah beliau terpaksa berpindah ke Hebron dari Gaza. Lalu 1967 perang kembali meletus dan ayah beliau kembali mengungsi ke Yordania, Hebron atau Tepi Barat hanya berbatasan dengan sungai Yordan. Ayah beliau ingin sekali kembali ke Palestina, namun takdir berkehendak lain ayah beliau wafat sebelum kembali ke Palestina.
Dengar cerita selengkapnya di sini