• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Senin, September 25, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home International

Gas Beracun Ancam Kehidupan dan Masa Depan Anak Gaza

by Adara Relief International
Agustus 15, 2018
in International
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Gas Beracun Ancam Kehidupan dan Masa Depan Anak Gaza
10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Adara Relief – Gaza: Hampir tidak ada keheningan di kamar 5 di lantai II di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsha di Deir al-Balah, tubuh Muhammad Imad (15 tahun) bangkit, dan ayah dan saudaranya terpaksa harus memegangnya karena takut terjatuh.

Baca Juga

3 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Anak Yatim

Terancam Pengusiran Paksa, Sejumlah Pengunjuk Rasa Berdemonstrasi untuk Mendukung Keluarga Sub-Laban

Mohammad Imad menghirup sejumlah besar gas beracun di hari Jum’at “Freedom and Life”, ketika tank dan tentara menembakkan sejumlah besar gas, kemudian ia dilarikan ke rumah sakit dan kehilangan kesadaran.

Sejak empat hari Imad merasakan penderitaan akibat dari gas beracun. Gas tersebut memasuki tubuhnya setiap beberapa menit dalam keadaan tidak sadar, sementara dokter tidak menyadari sifat dari zat beracun yang dikeluarkan oleh penjajah saat aksi damai.

Muhammad Imad beberapa kali terkena bom gas di perbatasan kamp pengungsi al-Bureij. Pertama, ketika seorang tentara melempar bom gas langsung mengenai lengannya, dan kedua ketika sejumlah besar gas yang dihirup pada hari Jum’at “Freedom and Life”.

Selama aksi kepulangan tersebut, para tentara dan penembak jitu Israel meluncurkan ribuan bom gas dari berbagai jenis dan tingkat bahaya yang berbeda-beda yang mengenai para demonstran damai yang menyebabkan kesyahidan, kebakaran dan banyak luka.

Gas beracun

Hal yang paling menyakitkan untuk dikatakan bahwa Hani Imad (48), ayah dari Mohammad berharap anaknya terluka oleh peluru di bagian tubuhnya, sehingga ia tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk mengobati, tetapi gas beracun yang dihirupnya pada hari Jumat menghilangkan kesadaran dan berefek pada sistem saraf.

Hani menegaskan bahwa penjajah Israel mencegah Palang Merah memberikan pertolongan untuk meringankan efek dari gas beracun yang dikeluarkan di sekitar perbatasan.

Reporter “Pusat Informasi Palestina” menyaksikan anaknya Imad diangkat keatas tandu dan dibawa ambulan setelah menghirup gas beracun pada Jum’at sore dalam pawai “Freedom and Life” di utara markas militer Abu Mtaibq.

Gas Beracun Ancam Kehidupan
                                              Luka sebelum terkena gas beracun

Imad menambahkan: “Penjajah Israel membunuh kami dan mencegah kami untuk mendapatkan kesempatan pengobatan. Dalam keluarga saya, 15 terluka dan syahid, dan saya sendiri adalah korban luka oleh peluru penjajah Israel, tapi saya sekarang tidak tahu nasib anak saya. Saya mohon kepada semua pejabat di pemerintahan Palestina untuk menyelamatkan anak saya…”

Masa depan yang tidak diketahui

Tubuh Muhammad kejang selama ayahnya berbicara, ia memaksa saudaranya Thariq dan kerabatnya untuk mencoba mengendalikan pemberontakan yang dialami tubuhnya menit demi menit, sebelum Hani mengungkapkan ketakutan gas beracun yang mengancam hidupnya.

Dia melanjutkan: “Saya takut kehilangan anak saya .. saya memohon kepada Presiden Abbas dan semua bangsa untuk bekerja keras dalam meringankan penderitaan yang terluka, termasuk anak saya yang tidak tahu nasib mereka. Anak-anak kami sekarat di depan mata kami..”

Hani terisak dan emosi, ia menekankan bahwa Gaza hari ini telah ditinggalkan sendirian menghadapi agresi dari penjajah. Gaza berjuang mempertahankan Palestina dan Masjid Al-Aqsa.

Gas Beracun

Seorang dokter Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa, yang menolak disebutkan namanya mengatakan kasus anak Imad mirip dengan kasus mengerikan yang menimpa puluhan korban, yang memunculkan efek/gejala yang berbeda-beda akibat menghirup gas beracun yang tidak diketahui jenisnya.

Dia menambahkan: “gas asing yang dihirup para korban yang dikeluarkan oleh penjajah didekat perbatasan, membuat para korban mengalami iritasi di dada dan kadang-kadang mengalami kejang, kemudian menderita sesak napas, dan ini disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat diketahui secara medis.”

Dokter melakukan studi tentang jenis gas yang melukai anaknya Imad dan puluhan korban lainnya pada sepekan ini, di mana rumah sakit kesehatan tidak memiliki pengobatan atau antibiotik yang mampu untuk mengatasi efek bahaya dari gas tersebut.

Dia melanjutkan: “Gas beracun yang dihirup berdampak pada psikologis saraf. Korban selalu mengeluh sesak napas, dan ketika dokter memeriksa dada tidak menemukan sesuatu yang spesifik.”

Dokter memperingatkan dampak ke depan yang akan dialami korban gas beracun tersebut diantaranya kekhawatiran pada kerusakan jangka panjang akan berdampak pada sistem saraf dan paru-paru. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut terkait perkembangan kondisi pasien ynag yang terinfeksi.

Sumber:palinfo.com

ShareTweetSendShare
Previous Post

Komunitas Muslimah Magelang Peduli Palestina (KMP2) Terbentuk

Next Post

Renungan 73 Tahun Kemerdekaan

Adara Relief International

Related Posts

Lawan Rasisme Israel, Siswa Palestina Pergi ke Sekolah Naik Unta
International

Lawan Rasisme Israel, Siswa Palestina Pergi ke Sekolah Naik Unta

by Adara Relief International
September 6, 2023
0

Pelajar Palestina dari komunitas Arab Badui di wilayah Palestina yang dijajah tahun 1948 (Israel), terekam sedang mengendarai unta dan keledai...

Read more
Sengaja Menyengsarakan Penduduk Palestina, Antrian Pos Pemeriksaan Israel 'Mengular'

Sengaja Menyengsarakan Penduduk Palestina, Antrian Pos Pemeriksaan Israel ‘Mengular’

Agustus 2, 2023
3 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Anak Yatim

3 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Anak Yatim

Juli 28, 2023
Terancam Pengusiran Paksa, Sejumlah Pengunjuk Rasa Berdemonstrasi untuk Mendukung Keluarga Sub-Laban

Terancam Pengusiran Paksa, Sejumlah Pengunjuk Rasa Berdemonstrasi untuk Mendukung Keluarga Sub-Laban

Juni 19, 2023
Maryam Rachmayani Resmi Menjadi Direktur Utama Adara Menggantikan Sri Vira Chandra

Maryam Rachmayani Resmi Menjadi Direktur Utama Adara Menggantikan Sri Vira Chandra

Mei 12, 2023
Anak Gaza Gunakan Gerobak Keledai untuk Pergi ke Sekolah 

Anak Gaza Gunakan Gerobak Keledai untuk Pergi ke Sekolah 

Maret 3, 2023
Next Post
Renungan 73 Tahun Kemerdekaan

Renungan 73 Tahun Kemerdekaan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Peran Palestina terhadap Kemerdekaan Indonesia

    Peran Palestina terhadap Kemerdekaan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia Darurat Stunting: Angka Stunting Melebihi Batas Prevalensi Stunting Dunia dan Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Masjid Al Qibli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kimiya’ al-Sa’adah: Sebenarnya Bagaimana Konsep Kebahagiaan dalam Islam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Company Profile - Adara Relief International

Company Profile - Adara Relief International

00:03:01

“Wonderful Children for Wonderful Family”

00:00:46

Bantuan Halaqah Tatsbit Al-Quran untuk Pengungsian Palestina

00:02:04

Bantuan Halaqah Tahfidz Al-Quran di Pengungsian Palestina

00:01:10

STRONG 'WHY' TO LIGHT UP AL-AQSA

02:04:05
Telegram Instagram Facebook Twitter Youtube Whatsapp

Klik untuk dapatkan update info terbaru

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sosial Media
  • Donasi

Yayasan Adara Relief Internasional


GrahaQu Lt.2,
Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No.1,
Desa/Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12740
Indonesia

© 2022 Adara Relief International

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
Donasi Sekarang

© 2022 Adara Relief International

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist