Mediator gencatan senjata pada Rabu (8/10) mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang mencakup pertukaran tahanan Israel di Gaza dengan tawanan Palestina di penjara-penjara Israel. Dua hari kemudian, Israel secara resmi menyetujui perjanjian tersebut.
Kesepakatan ini merupakan tahap pertama dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza. Dalam tahap awal, Israel diwajibkan menarik pasukannya ke “garis yang disepakati,” menghentikan serangan dalam 24 jam, sementara untuk Hamas diwajibkan untuk membebaskan tawanan Israel dalam waktu 72 jam setelahnya.
Berita ini disambut dengan reaksi beragam dari warga Gaza. Banyak yang merasa lega karena akhirnya ada kesempatan untuk bernapas setelah dua tahun berada di bawah pengeboman, kelaparan, dan pengungsian. “Dua tahun penuh ketakutan dan kelaparan. Kami kehilangan segalanya. Semoga mesin pembunuh Israel benar-benar berhenti,” ujar Umm Saleh kepada QNN.
Sebagian warga juga merayakan dengan air mata, mengenang orang-orang terkasih yang gugur. Aya Ismail, ibu dua anak yang kehilangan suaminya pada awal perang, berkata, “Saya merayakan hari ini untuk arwah suami saya. Yang terpenting pada saat ini adalah genosida berhenti demi anak-anak kami.”
Meski demikian, banyak yang tetap berhati-hati. Mereka telah berkali-kali menyaksikan gencatan senjata yang dilanggar oleh Israel. “Kami menunggu dua tahun agar ada pemimpin dunia menghentikan serangan ini. Harapan sempat hilang, tapi iman kami kepada Allah tidak pernah pudar,” ujar Sarah Saidam.
Di tingkat global, gencatan senjata Gaza disambut positif. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut perjanjian ini sebagai langkah bersejarah dan mendesak semua pihak untuk mematuhi sepenuhnya. Ia juga menekankan pentingnya pembebasan seluruh tawanan secara bermartabat, penghentian permanen permusuhan, serta pembukaan akses penuh bagi bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial penting ke Jalur Gaza.
Sumber: Qudsnen, Palinfo



![Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251014-39412414-39412391-GAZAISRAEL_BORDER_REGION_FOLLOWING_THE_CEASEFIRE-1-1-120x86.webp)
![Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/GettyImages-2241666942-1-120x86.webp)
![Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251021-39476504-39476501-HOT_MEAL_DISTRIBUTED_TO_PALESTINIANS_STRUGGLING_WITH_HUNGER_IN_GAZA-1-120x86.webp)


