Dunia maya dibanjiri dengan ungkapan duka dan penghormatan bagi Dr. Mu’ath Abu Rukba, dokter hewan terakhir yang tersisa di Gaza utara, yang ditembak oleh pasukan Israel meskipun gencatan senjata sedang berlaku. Sosok yang dijuluki “penjaga hewan” ini dikenal karena kebaikan dan dedikasinya menyelamatkan hewan-hewan di tengah kehancuran akibat perang Israel terhadap Jalur Gaza.
Dr. Mu’ath dilaporkan hilang sejak 10 Oktober, hari pertama gencatan senjata diberlakukan. Saat itu, ia tengah berusaha pulang ke rumahnya di daerah Jabalia untuk memeriksa kerusakan bangunan akibat dua tahun serangan udara dan penembakan Israel. Sejak kepergiannya, banyak warga Palestina yang cemas dan menuntut kejelasan dari otoritas Israel apakah ia ditahan atau dibunuh.
Organisasi kesejahteraan hewan Sulala Animal Rescue, tempat Dr. Mu’ath bekerja, juga menyerukan klarifikasi terkait keberadaannya. Dalam sebuah video yang diunggah pada 17 Oktober, salah satu rekannya mengatakan bahwa mereka belum menerima informasi apa pun.
“Dr. Mu’ath adalah orang yang sangat baik. Ia penuh kasih, tidak pernah menyakiti siapa pun, bahkan terhadap hewan,” ujar sang rekan. “Kami terus berhubungan dengan keluarganya setiap hari, berharap ada kabar baik.”
Namun, pada 20 Oktober, laporan dari lapangan di Gaza menyebutkan bahwa Dr. Mu’ath telah gugur. Dalam video lanjutan yang dipublikasikan oleh Sulala Animal Rescue, seorang dokter lain dengan suara bergetar menyampaikan,
“Dr. Mu’ath telah syahid. Saudaranya menemukan jasadnya di lokasi terakhir ia terlihat. Ia ditembak oleh tentara. Wilayah itu kini menjadi zona maut.”
Rekan-rekan kerjanya menggambarkan Dr. Mu’ath sebagai sosok luar biasa yang selalu siap menolong hewan-hewan yang terluka. Ia dikenal tak kenal lelah bekerja, bahkan ketika kelaparan dan kekurangan obat melanda Gaza akibat blokade Israel.
Sejak kabar kematiannya tersebar, banyak aktivis dan warga Palestina mengungkapkan rasa kehilangan mendalam di media sosial. Salah satu pesan belasungkawa berbunyi:
“Jasad dokter hewan Palestina, Mu’ath Abu Rukba, telah ditemukan hari ini. Ia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya merawat ratusan hewan yang terluka dan kelaparan akibat pengepungan Israel. Israel membunuhnya di zona yang disebut ‘aman’.”
“Dr. Mu’ath adalah satu-satunya dokter hewan yang mampu melakukan operasi di Gaza utara. Ia bekerja tanpa henti bersama Sulala Animal Rescue, menyelamatkan nyawa puluhan hewan di tengah kehancuran.”
Dr. Mu’ath juga dikenal sebagai sosok yang berusaha keras mencari bantuan bagi makhluk hidup lain di Gaza. Di tengah perang yang telah membunuh lebih dari 67.000 orang, ia sempat membuat kampanye GoFundMe untuk menggalang dana demi menyediakan makanan dan air bagi hewan-hewan yang kelaparan, sekaligus membangun kembali kliniknya yang hancur dibom Israel. Klinik tersebut baru ia dirikan setahun sebelum perang dimulai.
Menurut laporan Euro-Med Human Rights Monitor, hampir seluruh fasilitas kesejahteraan hewan di Gaza telah hancur akibat pengeboman dan kebijakan kelaparan sistematis Israel.
Kini, dengan kepergian Dr. Mu’ath Abu Rukba, Gaza bukan hanya kehilangan satu-satunya dokter hewan yang tersisa di wilayah utara, tetapi juga kehilangan sosok penuh kasih yang menjadi simbol kemanusiaan dan kepedulian di tengah genosida yang terus berlangsung.
Sumber: The New Arab