Mohammed Munir al-Tamimi, 17, yang terluka akibat tembakan tentara Zionis, meninggal pada Sabtu (24/07) setelah ia melakukan unjuk rasa di perkampungan warga Palestina di Beita.
Menurut Palang Merah ada 320 warga Palestina yang terluka, termasuk 21 yang ditembak langsung, 68 karena peluru karet, dan sisanya terkena tembakan gaz air mata. Ratusan warga Palestina berkumpul di Beita untuk memprotes pemukiman ilegal di Eviatar.
Pembangunan permukiman Yahudi di Eviatar telah menyalahi hukum internasional. Mereka membangun rumah beton dan gubuk dalam hitungan minggu pada awal Mei sehingga memicu demonstrasi dari warga Palestina karena telah mengambil tanah mereka. Berdasarkan kesepakatan Perdana Menteri Zionis Israel Naftali Bennet, para pemukim meninggalkan wilayah tersebut pada 2 Juli lalu namun bangunan yang ada tetap dijaga oleh para tentara. Kementerian Pertahanan Zionis Israel mengatakan akan mempelajari daerah itu untuk menilai apakah bisa dinyatakan sebagai tanah negara berdasarkan hukum Zionis Israel.
Berita terkait: Sebanyak 146 Warga Palestina Terluka saat Konfrontasi dengan Tentara Zionis
Beita menjadi tempat yang sering terjadi kerusuhan akibat dibangunnya permukiman ilegal di puncak bukit dekat wilayah Nablus, yang bertentangan dengan hukum Zionis Israel dan internasional.
Baca juga: Zionis Hancurkan Rumah-Rumah Badui dan Sita Unit Tenaga Surya di Tepi Barat
Dari berbagai sumber
***
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar program bantuan untuk Palestina.
Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.
Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.