Asia Pacific Community for Palestine Jakarta bekerja sama dengan Akâdimiyah al-Ma’ârif al-Maqdisiyyah Istanbul mengadakan Daurah Sufara al-Quds. Acara ini didukung oleh KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina), Pesona al-Quds, serta adara Relief International Jakarta.
Pelatihan singkat ini berlangsung selama dua hari, Rabu – Kamis, 5-6 Oktober 2016. Bertempat di Majma’ ar-Ruwwâd, gedung sekretariat Aliansi Internasional Pembelaan Al-Quds dan Palestina di distrik şirinevler Istanbul.
Pelatihan ini bersifat eksklusif yang hanya dihadiri para peserta dari Indonesia yang akan mengikuti Forum Aktivis Islam Internasional – 8 yang dilaksanakan pada tanggal 7-8 Oktober 2016 yang juga bertempat di Istanbul. Jumlah peserta pelatihan ini mencapai 24 orang dari beberapa NGO di Indonesia.
Selama pelatihan peserta mendapatkan beberapa materi menarik, sebagai pembekalan untuk dilanjutkan secara lebih mendalam di masa yang akan datang. Para pemateri yang dihadirkan adalah sejumlah akademisi, para pakar sejarah, trainer dan pakar psikologi. Utamanya berasal dari Palestina dan sejumlah negara Arab yang juga akan hadir dalam forum aktivis internasional.
Materi-materi yang dipresentasikan adalah landasan syariah bagi permasalahan al-Quds dan Palestina, Al-Quds dan Masjid al-Aqsha serta tempat-tempat bersejarah. Kemudian Palestine dalam time line sejarah dan peradaban.
Materi menarik lainnya adalah mengenal lebih jauh dan mendalam tentang Tepi Barat dalam perspektif sejarah dan konteks kekinian.
Sesi terakhir materi ini sangat menarik. Materi Madrasah Sahabat Nabi Muhammad SAW, menjadi hidup karena spiritnya adalah menghadirkan Rasulullah dan para sahabatnya dalam konteks kekinian. Pendekatan MBTI yang dipadu dengan meneladani para sahabat membuat materi yang berlangsung lebih dari dua jam tersebut terasa sangat singkat sekali.
Diagnosis trainer terhadap peserta kemudian menghadirkan tokoh sahabat yang bisa dijadikan contoh adalah bentuk baru sebuah pelatihan. Sebagai contoh ketika seseorang yang berkarakter ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling dan Judging) diidentikasikan bisa memasuki madrasah ri’ayah dan rahmah, kepemimpinan yang mendahulukan kasih sayang. Sahabat Abu Bakar adalah guru besar dan contoh madrasah ini. Jika ia bergerak di bidang manajemen kepemimpinan maka ia akan mengedepankan rahmah, mendahulukan pertimbangan kasih sayang dari pada menjatuhkan sebuah punishment. Murid-murid madrasah ini dianjurkan untuk belajar lebih tegas supaya sisi emosional yang cukup menonjol tidak dieksplorasi sebagai sebuah kelemahan. Justru kelebihan tersebut menjadi penyeimbang saat dia memimpin dan menjadi pemegang kebijakan.
Dengan identifikasi yang tepat seseorang bisa menempatkan diri dan memilih atau dipilihkan peran untuknya. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam mengidentifikasikan para sahabatnya kemudian menugaskan dan memilihkan perat yang cocok untuknya. Baik yang laki-laki seperti Umar, Mush’ab, Amru bin Ash dan lain-lain, termasuk yang perempuan seperti Aisyah, Ummu Salamah, al-Khansa’ dan sebagainya.
Sesi dua hari terasa singkat bagi peserta, namun acara daurah ini harus berakhir. Karena para peserta harus segera bergabung dengan para delegasi dari negara lain untuk mengikuti acara Forum Aktivis Islam Internasional ke-8 yang diadakan oleh Aliansi Internasional Pembelaan Al-Quds dan Palestina bekerja sama dengan Markaz al-Alaqat At-Turkiyyah wal Arabiyyah (Pusat Kerjasama Turki-Arab). (SB)