Para penggemar lagu Palestina telah menyatakan kemarahan atas penghapusan lagu patriotik ikonik dari platform streaming online utama. Lagu berjudul “Ana Dammi Falastini’ (Darahku Palestina), yang dipopulerkan oleh penyanyi Palestina dan pemenang Arab Idol Mohammed Assaf, telah dihapus dari beberapa platform, termasuk Spotify, Apple Music, dan Deezer, menyebabkan kegemparan dari para penggemar.
Penyanyi tersebut, yang telah memiliki banyak penggemar dari seluruh dunia, mengatakan kepada Al-Araby al-Jadeed, bahwa dia terkejut dengan keputusan untuk menghapus lagunya. Dia telah menerima email tentang hal itu, yang menyatakan bahwa alasannya adalah karena lagunya “menghasut melawan Israel”. “Saya menerima surel resmi tentang itu, yang berdalih bahwa lagu saya menghasut musuh Zionis. Hal tersebut membuat saya lebih tersanjung sebab lagu saya memang mengungkapkan perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan,” katanya kepada situs web tersebut, Minggu (21/5).
Dalam pernyataan yang diberikan kepada Middle East Eye, juru bicara Spotify menyatakan bahwa keputusan tersebut tidak ditentukan oleh mereka dan ketersediaan lagu tertentu dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan di setiap negara. “Penghapusan sebagian konten Mohammed Assaf bukan ditentukan oleh Spotify, melainkan oleh distributor. Kami mengantisipasi kembalinya dalam waktu dekat dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata mereka.
Penyanyi yang berasal dari Jalur Gaza yang diblokade itu diwakili oleh label Platinum Records, yang dimiliki oleh raksasa hiburan MBC yang berbasis di Saudi. MEE telah menghubungi label rekaman untuk memberikan komentar tetapi tidak menerima jawaban pada saat publikasi. Penyanyi berusia 33 tahun ini dikenal dengan lagu-lagu patriotiknya, yang secara teratur dimainkan selama pernikahan dan acara budaya.
Di media sosial, orang-orang mempertanyakan alasan mengapa lagu itu dihapus dan dengan cepat membela penyanyi Palestina itu. Banyak yang menggunakan situs media sosial untuk menuntut agar platform musik segera memulihkan lagu tersebut, sementara yang lain menyatakan bahwa mereka akan memboikotnya. “Sebaiknya Anda memiliki penjelasan yang solid–permintaan maaf, atau saya, dan mungkin banyak lainnya akan membatalkan langganan,” tulis seorang pengguna media sosial di Twitter, diarahkan ke Spotify. Penghapusan lagu tersebut juga memicu diskusi seputar sensor suara Palestina secara online.
Ini bukan pertama kalinya lagu-lagu Assaf menjadi sasaran. Pada tahun 2020, penyanyi yang berbasis di Dubai itu dilarang memasuki Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Keputusan Israel untuk memberlakukan larangan masuk pada penyanyi hit datang “setelah rilisnya klip video yang menyerukan perjuangan melawan Israel,” kata anggota partai Likud Avi Dichter. Setelah kemenangannya dalam kontes menyanyi Arab Idol tahun 2013, Assaf kemudian dinobatkan sebagai duta perdamaian oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, sementara pemerintah Palestina juga menganugerahinya sebagai duta seni dan budaya. Dichter mengatakan bahwa meskipun Israel tidak dapat mencegah Assaf memasuki Tepi Barat, karena dia memegang kartu kewarganegaraan Palestina, Israel telah “bekerja sama dengan UNRWA untuk menghentikan kegiatan Assaf di organisasi tersebut”.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini