Dalam rangka menghadapi krisis gandum global dan memastikan ketahanan pangan di Palestina, pemerintah Palestina pada Rabu (2/8) menandatangani kesepakatan untuk mendirikan silo penyimpanan gandum berkapasitas 80.000 ton. Silo pertama dibangun di Tepi Barat yang akan diikuti oleh pembangunan silo di Jalur Gaza.
Perjanjian tersebut ditandatangani di Kementerian Ekonomi Nasional di Ramallah antara pemerintah dan Perusahaan Silo Gandum Palestina. Mereka berada di bawah naungan Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh dan perwakilan dari sektor publik dan swasta, Bank Investasi Eropa, Program Pangan Dunia dan sejumlah negara donor. Perusahaan akan mulai membangun dua silo di Hebron, serta di Ramallah dan al-Bireh, Tepi Barat. Pembangunan tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu dua tahun.
Memuji proyek pembangunan silo, Perdana Menteri Shtayyeh mengatakan: “Masalah penyimpanan gandum telah menjadi prioritas bagi kami karena pandemi corona dan krisis di Ukraina, telah memutus jalur pengiriman dan pasokan gandum. Ini adalah jantung dari strategi nasional Palestina dalam pelepasan bertahap dari negara pendudukan, dan memperkuat kapasitas produksi dan penyimpanan kami.”
Dia mengatakan bahwa pembangunan gudang gandum didanai sepenuhnya oleh sektor swasta Palestina. Shtayyeh menekankan bahwa kemitraan dengan sektor swasta penting mengingat penurunan bantuan dan dukungan asing. “Ekonomi nasional kita sehat, tetapi ada defisit dalam perbendaharaan publik akibat pemotongan Israel yang tidak adil dan ilegal dari dana kamj dan penurunan dukungan eksternal,” katanya.
Menteri Perekonomian Khaled Osaily, yang menandatangani perjanjian atas nama pemerintah, mengatakan proyek silo tersebut merupakan cerminan nyata dari kemitraan strategis antara pemerintah dan sektor swasta. Sebab, sektor swasta merupakan tulang punggung ekonomi nasional dan mesin utama dari proses pembangunan.
“Kami menandatangani kontrak pembangunan silo kurang dari setahun setelah keputusan pemerintah untuk membangun silo,” katanya, seraya menambahkan bahwa “proyek tersebut akan menjadi cadangan strategis untuk jangka waktu tiga bulan jika terjadi krisis global dan akan berkontribusi untuk memperkuat ketahanan pangan Palestina.”
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini



![Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251014-39412414-39412391-GAZAISRAEL_BORDER_REGION_FOLLOWING_THE_CEASEFIRE-1-1-120x86.webp)
![Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/GettyImages-2241666942-1-120x86.webp)
![Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251021-39476504-39476501-HOT_MEAL_DISTRIBUTED_TO_PALESTINIANS_STRUGGLING_WITH_HUNGER_IN_GAZA-1-120x86.webp)


