Berdiri di panggung konser pembukaan EuroPride Malta, penyanyi Israel dan mantan pemenang Eurovision Netta Barzilai mendapat “sambutan” nyanyian dari penonton. Dengan suara lantang, para penonton menyambutnya dengan menyanyikan lirik-lirik tentang Palestina.
Penonton serta sekelompok aktivis pro-Palestina yang menghadiri konser tersebut melambaikan bendera Palestina di tangan mereka. Selain itu, mereka juga membawa poster yang mengecam tindakan apartheid Israel dan penjajahannya atas Palestina.
Para aktivis juga memulai aksi simbolis solidaritas lainnya terhadap Palestina selama acara tersebut. Mereka menekankan bahwa tindakan tersebut berfungsi sebagai pengingat bahwa upaya Israel untuk menyembunyikan dan memalsukan fakta tentang penindasan terhadap rakyat Palestina tidak akan pernah berhasil.
Netta Barzilai memiliki catatan panjang dalam mendukung penjajahan Israel. Ia secara teratur kerap mengambil bagian dalam kegiatan Israel yang bertujuan untuk merayakan berdirinya rezim Israel di atas reruntuhan desa-desa Palestina dan di atas darah masyarakat yang diusir secara paksa dari tanah air mereka.
Fakta ini bertepatan dengan berita bahwa lima organisasi Malta, pada Agustus 2023, menyerukan agar undangan Netta Barzilai dicabut, dengan menyatakan bahwa “prinsip kesetaraan dan kebebasan bukanlah opsi yang dapat dipilih sesuka hati.”
Namun pihak penyelenggara tidak mendengarkan permintaan yang diajukan untuk mengeluarkan Barzilai dari acara itu. Konser tersebut menyerukan penyebaran cinta kasih dan kesetaraan, tetapi malah merangkul tokoh-tokoh yang terlibat dalam rasisme, kekejaman, dan pembersihan etnis.
Dalam konteks terkait, penggemar pro-Palestina, pada Agustus 2023, juga telah meminta band pop-rock Amerika Imagine Dragons untuk membatalkan konsernya. Konser tersebut dikaitkan dengan apartheid Israel karena diadakan di atas reruntuhan Jarisha, sebuah desa Palestina yang telah menjadi sasaran pembersihan etnis.
Ribuan seniman menolak digunakan oleh ‘Israel’ untuk menghapus pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina. Dalam hal ini, lebih dari 1500 seniman bergabung dengan kampanye #MusiciansforPalestine. Mereka menyatakan penolakan untuk tampil di negara Apartheid Israel dengan keyakinan bahwa “diam bukanlah pilihan” bagi mereka.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها