Bantu Kembalikan Senyum Anak Palestina“Aku telah menyaksikan ayahku ditangkap dan dipenjara saat usiaku 16 tahun”, ungkap Khalid.
Khalid Hassam adalah seorang anak Palestina yang kehilangan ayahnya karena ditangkap Israel. Ayahnya telah ditangkap sebanyak 4 kali dan ia menyaksikan itu saat usianya masih belia. Pada akhirnya ia juga mengalami hal yang serupa. Hingga ia dijuluki ‘Putra tahanan yang ditahan’.
Khalid merupakan satu diantara ribuan anak Palestina yang kehilangan orang tercinta. Sedikit sekali di antara mereka yang bisa berkumpul dengan keluarga. Tak hanya keluarga yang direnggut, hak menikmati masa kanak-kanak juga direbut. Tak ada lagi yang tersisa.
Hak belajar mereka sirna saat Israel menghancurkan sekolah-sekolah mereka. Mereka tak lagi memiliki waktu bermain, karena ketakutan mendengar suara dentuman bom, teriakan, dan tangisan. Tak lain tak bukan itu semua akibat hilangnya rasa kemanusiaan Israel, bahkan kepada seorang anak.
Saat ini, anak-anak Palestina tidak bisa lagi merasakan keindahan masa kanak-kanak yang dirasakan anak-anak di belahan dunia lain. Sungguh memilukan, saat masa indah itu di penuhi dengan darah dan luka, tanpa canda dan tawa.
Ahmad Munashoroh, anak Palestina yang berusia 13 tahun ikut menjadi korban kekejaman Israel. Bukan karena kejahatan yang ia lakukan, melainkan hanya karena sedang berjalan-jalan di pelataran Masjid Al Aqsa bersama teman dan saudaranya. Namun, ia dipandang penjahat oleh Israel. Ia mendapat perlakuan tidak manusiawi, dipukul dan disiksa hingga kepalanya berlumuran darah. Setelah itu ia harus mendekam di penjara Israel selama 11 tahun.
Trauma yang mendalam dirasakan anak-anak Palestina setiap hari. Trauma akan kehilangan keluarga, ancaman dan juga pembunuhan.
Mereka butuh kita, mereka butuh bantuan kita untuk mengembalikan keceriaan mereka. Untuk menghilangkan kesedihan, mimpi buruk, dan trauma atas apa yang mereka alami selama ini.