• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Minggu, Mei 18, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home International

Aung Sang Suu Kyi, Rohingya dan Nobel Perdamaian

by Adara Relief International
September 3, 2017
in International
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Aung Sang Suu Kyi, Rohingya dan Nobel Perdamaian

epa04679341 Myanmar opposition leader Aung San Suu Kyi (C) talks to media representatives as she leaves after Myanmar's Union Parliament regular assembly in Naypyitaw, Myanmar, 26 March 2015. The Myanmar Union Parliament (Pyidaungsu Hluttaw in Burmese) is made up of two houses, House of Nationalities and the House of Representatives, in which 166 military representatives take 25 percents among the total of 664 seats. EPA/LYNN BO BO

10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Sudah sepekan ini rezim militer Myanmar melakukan pembersihan etnis terhadap warga Rohingya. Sebanyak 96 warga Rohingya dibunuh secara keji dan 20 ribu warga lainnya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh (sebagai destinasi terdekat) agar dapat menyambung nyawa.

Baca Juga

Palestina dalam Gambar, April 2025

Israel Lanjutkan Pembantaian di Gaza: Sekolah, Rumah, dan Restoran Jadi Sasaran

Melalui berbagai media kita bisa saksikan penderitaan yang dialami warga Rohingya yang begitu menyayat hati. Manusia dibantai secara keji di pinggir-pinggir jalan layaknya hewan.

Dibunuh bahkan disembelih. Dibiarkan terkapar dimana-mana. Seolah-olah hanya seeonggok daging tanpa nama.

Bahkan perempuan dan anak-anak tak luput dari target sasaran. Tak ada lagi nurani. Semua dibantai secara keji.

Dunia harusnya terluka. Bukan hanya sebab musabab terjadinya pembantaian atas anak manusia. Tetapi pembantaian terjadi di tempat di mana bumi Aung San Suu Kyi -sang pembawa nobel perdamaian- berpijak.

Ia yang dahulunya dipuja-puja sebagai pembawa perdamaian, hingga dunia menganugerahinya nobel perdamaian. Kini menjadi durjana penebar angkara.

Dimanakah rasa dan cinta. Dimanakah damai yang senantiasa ia bawa.

Kedamaian macam apa yang dibawa oleh perempuan yang kini memimpin Myanmar, yang tega membiarkan anak buahnya menghabisi warga Rohingya.

Kemana perginya nurani dan perasaannya. Kemana perginya label ‘perdamaian’ yang selalu digaungkannya.

Sungguh dunia tidak boleh berdiam diri atas tragedi kemanusiaan ini. Dunia meski segera bertindak, kalau perlu berteriak. Ini tak boleh terus menerus dibiarkan. Tidak boleh ada lagi darah warga Rohingya yang terjatuh.

Kita harus bertindak dengan cepat, agar kesadisan tidak terus menerus menimpa mereka. Agar militer Myanmar berhenti dan tidak kembali mengulangi hal ini. Agar Aung San Suu Kyi tak berdiam diri.

Ummat Islam yang ada di berbagai dunia harus bersatu padu menyelamatkan muslim Rohingya dengan berbagai cara.
Rohingnya tak hanya butuh bantuan materi, namun juga bantuan politik.

Mereka tak hanya butuh makan minum, tetapi juga butuh perlindungan. Butuh keamanan. Sebab jiwa mereka senantiasa terancam.

Melalui jalur politik, kita harus mampu menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan dan tidak mengulangi pembersihan etnis terhadap warga Rohingya. Meski demikian, doa yang tiada terhenti dan terputus juga dibutuhkan oleh mereka.

Sejatinya, telah cukup lama Rohingya menderita. Jika saat ini penderitaan mereka kembali terpublikasikan, maka sesungguhnya itu adalah cara Allah untuk mengingatkan umat yang masih tertidur lelap dan membiarkan warga Rohingya menjaga keimanan sendirian.
Padahal ada 1,7 miliar saudaranya di belahan dunia.

Menyelamatkan satu nyawa warga Rohingya sejatinya sama dengan menyelamatkan nyawa seluruh manusia. Demikian pula ketika kita mengabaikan atau tidak peduli terhadap urusan Rohingya dan membiarkan satu nyawa Rohingya hilang, sama seperti membunuh seluruh manusia.

Hal ini termaktub dalam firman Allah, ”
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

Ibnu Katsir berkata, “Siapa yang memelihara kehidupan seseorang, yaitu tidak membunuh suatu jiwa yang Allah haramkan, maka ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia. Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah siapa saja yang menahan diri dari membunuh satu jiwa.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 380).

Al ‘Aufi dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata mengenai firman Allah bahwa ia telah membunuh manusia seluruhnya, maksudnya adalah,
من قتل نفسًا واحدة حرمها الله، فهو مثل من قتل الناس جميعًا
“Barangsiapa yang membunuh satu jiwa yang Allah haramkan, maka semisal dengan orang yang membunuh seluruh manusia.”

Kita mesti bergegas untuk bertindak. Berbuat. Atau bahkan jika perlu berteriak. Agar tak ada lagi darah yang tertumpah. Agar tak lagi ada manusia berlabel pembawa kedamaian namun sesungguhnya sang penebas darah.

Hj. Nurjanah Hulwani, S.Ag, M.E.
(Ketua Adara Relief International)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Kurban dalam Tinjauan Syariat Islam

Next Post

DARI GAZA UNTUK ROHINGYA

Adara Relief International

Related Posts

Webinar Fiqh Qurban bersama Ustadzah Herlini Amran, M.A.
International

Kurban Kok Kaleng, Emang Boleh?

by Marketing Communication
Mei 16, 2025
0

Adara — Menyambut Idul Adha 1446 H, Adara Relief International menggelar kajian daring bertajuk “Qurban Kok Kaleng, Emang Boleh?” bersama...

Read moreDetails
Israel Bunuh Satu Perempuan Palestina Per Jam di Gaza

Israel Bunuh Satu Perempuan Palestina Per Jam di Gaza

Mei 13, 2025
Palestina dalam Gambar, April 2025

Palestina dalam Gambar, April 2025

Mei 11, 2025
Israel Lanjutkan Pembantaian di Gaza: Sekolah, Rumah, dan Restoran Jadi Sasaran

Israel Lanjutkan Pembantaian di Gaza: Sekolah, Rumah, dan Restoran Jadi Sasaran

Mei 8, 2025
Ben-Gvir Dukung Pengungsian dan Kelaparan di Gaza, Bertentangan dengan Hukum Internasional

Ben-Gvir Dukung Pengungsian dan Kelaparan di Gaza, Bertentangan dengan Hukum Internasional

Mei 7, 2025
Israel Siap Perluas Serangan di Gaza, Krisis Tentara dan Kontroversi Penyanderaan Memuncak

Israel Siap Perluas Serangan di Gaza, Krisis Tentara dan Kontroversi Penyanderaan Memuncak

Mei 5, 2025
Next Post
DARI GAZA UNTUK ROHINGYA

DARI GAZA UNTUK ROHINGYA

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Adara Palestine Situation Report 39

    Adara Palestine Situation Report 39

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 91% Penduduk Gaza Alami Krisis Pangan, WHO dan Otoritas Gaza Serukan Status Kelaparan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiga “Koridor Kematian” Gaza: “Perbatasan” yang Dibangun di atas Ribuan Nyawa Penduduk Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Rasulullah Saw. kepada Anak Yatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740