Armada Global Sumud pada Rabu (2/10) mengumumkan bahwa siaran langsung dari sebagian besar kapalnya terputus setelah angkatan laut Israel mengepung armada yang sedang berlayar menuju Gaza untuk memecah blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun. Para penyelenggara mengatakan, penyergapan itu terjadi ketika kapal perang Israel memutus komunikasi dan berupaya menghentikan konvoi.
Hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai kemungkinan penahanan maupun nasib kapal-kapal tersebut. Middle East Eye (MEE) melaporkan bahwa jumlah kapal dalam Armada Sumud yang dicegat secara ilegal oleh Israel telah mencapai sembilan. Kapal-kapal itu antara lain Deir Yassine, Huga, Spectre, Adara, Alma, Sirius, Aurora, Grande Blu, dan Yulara. Liputan langsung MEE memperlihatkan kapal-kapal Israel menyalakan lampu sorot terang dan menembakkan meriam air ke arah kapal-kapal flotilla sebelum akhirnya dinaiki secara paksa.
Israel sebelumnya berulang kali memperingatkan armada untuk berbalik dari jalur blokade laut Gaza. Namun, Armada Global Sumud yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis tetap berlayar sejak akhir Agustus lalu dan diperkirakan akan mencapai pantai Gaza pada Kamis (2/10) pagi dalam kondisi normal.
Misi ini menjadi yang pertama dalam beberapa tahun terakhir di mana lebih dari 50 kapal berlayar bersama menuju Gaza, membawa 532 relawan sipil dari lebih dari 45 negara. Mereka berusaha menembus blokade terhadap 2,4 juta warga Palestina di Gaza yang telah berlangsung sekitar 18 tahun.
Sejak 2 Maret, Israel memperketat pengepungan dengan menutup seluruh jalur perbatasan dan memblokir masuknya makanan, obat-obatan, serta bantuan kemanusiaan. Kondisi ini mendorong Gaza ke ambang kelaparan, meski ribuan truk bantuan menumpuk di perbatasan.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah membunuh lebih dari 66.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti itu membuat Gaza hampir tidak layak huni, memperparah kelaparan, serta memicu penyebaran penyakit di wilayah terkepung tersebut.
Sumber:
MEMO