Di Gaza yang hancur akibat serangan bom, ribuan anak yang terluka dan kehilangan anggota tubuhnya, berjuang untuk pulih tanpa bantuan obat penghilang rasa sakit yang memadai dan alat bantu seperti kursi roda, menurut staf medis darurat Save the Children. Bahkan ancaman invasi darat Israel di Rafah, meningkatkan risiko untuk membunuh dan melukai lebih banyak warga Palestina, termasuk anak-anak.
Save the Children juga menyatakan bahwa selama lebih dari enam bulan agresi militer Israel di Gaza, tingkat serangan terhadap sektor pelayanan kesehatan lebih tinggi daripada konflik terbaru lainnya di seluruh dunia.
Selain itu, UNICEF menemukan bahwa lebih dari 1.000 anak harus menjalankan amputasi kaki pada bulan Oktober dan November tahun lalu, termasuk bayi yang berusia satu tahun.
Di tengah sistem kesehatan yang hancur, para dokter dan perawat mengadopsi teknik pernapasan dan distraksi untuk mencoba menghindari trauma tambahan pada anak-anak selama perawatan.
Hidup Solave yang berusia 13 tahun berubah ketika sebuah bom menghantam rumah bibinya, tempat dia berlindung, dan dokter harus mengamputasi kakinya. Keluarganya mengatakan bahwa dia sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Al-Shifa ketika serangan dan pengepungan terjadi di sana. Hal itu memaksa keluarga Solave meninggalkannya sendirian di kompleks tersebut selama 15 hari. Ibunya, Basma, mengatakan bahwa selama pengepungan rumah sakit, perban Solave tidak diganti secara teratur dan luka-lukanya menjadi terinfeksi.
Para dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya karena tidak dapat menyelamatkannya dengan pengobatan,” jelas Basma. “Saat saya memberi tahu putri saya bahwa kakinya hilang, dia bingung. Dia merasa kakinya masih di sana, dia menatapku dan suamiku. Dia menyangkal bahwa kakinya hilang.”
Orang tuanya mencoba menawarkan dukungan kepada Solave dan meyakinkannya bahwa dia akan mendapatkan kaki palsu. “Tetapi dia bertanya bagaimana dia bisa sampai ke kelasnya karena letaknya di lantai tiga sekolahnya. Sebelum agresi, dia suka berenang dan menggambar, tetapi sejak diamputasi, semua pikirannya tertuju pada kakinya.”
Sejak 1953, Save the Children telah memberikan layanan dan dukungan penting kepada anak-anak Palestina yang terkena dampak penjajahan yang sedang berlangsung. Unit Kesehatan Darurat (EHU) LSM tersebut berada di Gaza, bekerja melalui mitranya untuk menyediakan layanan pediatrik khusus untuk anak-anak di rumah sakit lapangan yang didirikan oleh Save the Children.
sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini