Adara Relief – Jakarta. Al Quran memang kitab yang penuh dengan mukjizat. Jika kita mengkaji maknanya lebih dalam, maka akan ada banyak rahasia yang kita temukan. Sehingga Al Quran yang telah turun ribuan tahun lalu, seperti baru saja turun kemarin.
Demikian pula pada kajian Palestina yang disampaikan oleh Syekh Nasif Nasir Ahmad Abdullah pada Kamis 25 Januari 2018 lalu di Jakarta. Penjabaran beliau yang mendalam mengenai koneksi Al Quran dengan masjid Al Aqsa, membuat kita merasa bahwa turunnya Al Quran baru saja sekejap mata yang lalu. Ini tak lain dan tak bukan karena nash-nash di dalam Al Quran sangat relevan dengan problematika kekinian. Termasuk Al Aqsa di dalamnya.
Kajian yang diadakan oleh Adara Relief International kali ini lebih mengulas betapa banyak ayat Al Quran memuat pesan tentang Al Aqsa. Pada sesi pertama, Syekh yang menetap di Jordania ini mengulas mengenai keterkaitan nabi-nabi Ulul Azmi dengan Al Aqsa.
Nabi Nuh AS, sebagamana kisahnya yang termaktub dalam surat Hud ayat 48 mengisahkan, di usia yang hampir 1000 tahun hanya memiliki pengikut yang sangat sedikit. Oleh karenanya, atas kekafiran kaumnya, Allah mengazab kaum nabi Nuh dengan mendatangkan banjir besar.
Kapal yang membawa Nabi Nuh beserta pengikutnya yang beriman, dalam studi Al Quran, sejarah dan ilmiah ternyata berlabuh di Al Aqsa. Keberkahan dan keselamatan nabi Nuh ternyata berkaitan dengan Al Aqsa.
Adapun nabi Ibrahim, baru di usia senja dianugerahi keturunan. Rahasia rahmat dan keberkahannya itu menurut syekh Nasif karena beliau menetap di Al Aqsa. Oleh karenanyalah kedua anaknya, Ismail dan Ishaq lahir di wilayah Al Aqsa.
Nabi Musa atau yang memiliki julukan ‘Kalimullah’ (Yang Berbicara dengan Allah) memiliki keterkaitan dengan Al Aqsa, karena disanalah ia menemukan jodoh. Setelah Nabi Musa melarikan diri dari Mesir karena ketidaksengajaannya membunuh warga Mesir, ia menemukan keberkahan di bumi Al Aqsa melalui pernikahannya dengan anak Nabi Yakub.
Sedangkan Nabi Isa AS merupakan nabi yang lahir dan besar di lingkungan Al Aqsa. Sebagaimana yang termaktub dalam surat Maryam ayat 31 bahwa keberkahan meliputi beliau, dimana saja beliau berada.
Korelasi Nabi Muhammad SAW dengan Al Aqsa berkaitan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Al Aqsa adalah tempat Isra’ Rasulullah. Al Aqsa pula tempat Rasul naik menuju Sidratul Muntaha untuk Mi’raj. Demikian pula Al Aqsa menjadi kiblat pertama umat Muslim di seluruh dunia. Oleh karenanyalah, Al Aqsa merupakan milik umat Islam.
Pada sesi kedua kajian Palestina yang dihadiri oleh 90 orang peserta dari Komunitas Pecinta Al Quds yang dibina oleh Adara, Syekh Nasif menceritakan mengenai kesucian dan keberkahan Ibunda Maryam. Karena para peserta kajian banyak didominasi oleh perempuan, Syekh berharap seluruh peserta dapat meneladani kisah Maryam, sehingga sepulang dari kajian dapat mengikuti jejak keteladanan beliau.
Keagungan Maryam direkam dalam Al Quran dengan adanya surat yang bernama ‘Maryam’. Tidak hanya itu, kelebihan Maryam juga bisa dilihat adanya surat Ali Imran, yang merupakan keluarga beliau.
Tidak hanya itu, nama Maryam disebut di dalam 11 surat. Sedangkan penyebutan sebagai nama disebut sebanyak 34 kali. Ketika Allah SWT menyebut Nabi Isa di dalam Al Quran, disebut pula Maryam dalam kalimat “Isa Ibnu Maryam” (Isa putra Maryam).
Kekuatan dan kesuciannya menjadi penyebab mulianya Maryam di sisi Allah SWT. Maryam adalah contoh panutan pribadi yang suci, tidak hanya raga tetapi hati dan fikirannya diliputi kesucian. Padahal, menurut Syekh Nasif, ada banyak orang yang tidak mengerjakan perbuatan keji, namun di kepalanya ada banyak ide untuk berbuat keji. Semoga kita semua bisa menjadi seperti Maryam yang mampu menjaga kesucian hati, jiwa dan raga. (*)