Yusuf Rizqah
Tidak ada keadilan seadil Islam. Tidak ada keindahan akhlak melebihi keindahan Islam. Jika keindahan dan keadilan adalah nilai universal, maka hal itu bisa kita lihat dari perilaku dan sikap. Sebagaimana kita bisa rasakan kedermawanan dari suguhan makanan atau pemberian materi.
Kemarin, Brigade Izzuddin Al-Qassam menyebarkan video yang menungkap perlakuan Hamas terhadap tawanan Gilad Shalit dengan perlakuan islami dan penuh kemanusiaan. Makan bersama personel Al-Qassam, tidur dan duduk-duduk di tempat mereka. Juga jalan-jalan refreshing seakan ia merasa tidak dalam penyanderaan dan tanpa derita. Ia terlihat sumringah tersenyum dan dengan tenang bertindak baik dengan personel Al-Qassam.
Inilah contoh dan gambaran perlakuan terhadap tawanan dalam Islam. Ini perlakuan orang yang paham Islam mereka dan komitmen untuk berdakwah di bawah panji-panji dan ajarannya. Bagaimanapun kondisi mereka tetap menggabungkan antara kekerasan ketegasan dan kasih sayang. Ini gambaran yang sangat berbeda sama sekali dengan gambaran perilaku jahat Israel yang membakar tawanan hidup-hidup, atau digorok dengan pisau di depan umum dan di depan media massa dengan dalih menakut-nakuti musuh. Islam adalah agama rahmat. Agama nilai-nilai kemanusiaan yang berangkat dari nilai fitrah Allah kepada manusia. Bukan agama membakar, menyembelih dan menebar permusuhan.
Hari ini kita disuguhkan dua gambaran di media massa perlakuan yang ditunjukkan oleh organisasi-organiasi yang mengklaim Islam terhadap tawanan. Pertama, gambaran Brigade Al-Qassam dalam memperlakukan tawanan. Kedua, gambaran perlakuan ISIS terhadap tawanan.
Pada dasarnya adalah agama dakwah dan rahmat. Maka yang ingin penulis sampaikan adalah dua pertanyaan; mana di antara dua gambaran yang lebih menyakitkan Netanyahu dan semua pihak yang memusuhi Islam dan mendeskripsikan Islam sebagai agama terorisme, kekerasan? Tentu video perlakuan terhadap Shalit lebih menyakitkan bagi mereka. Sementara gambaran dari video tawanan yang dipenggal lebih menyenangkan media massa barat sebagai pembenar atas permusuhan mereka kepada dunia Islam dan memblowup tindakan terorisme terhadap semua yang Muslim di dunia.
Pertanyaan kedua; apakah Shalit masuk Islam dengan perlakuan seperti ini?! Apakah dia terpengaruh dengan perlakuan islami yang baik ini secara positif. Menurut saya setelah melihat video Shalit, dia pasti terpengaruh secara positif. Bahkan mungkin suatu ketika akan masuk islam. Bahkan hatinya mengakui kebenaran Islam dan lisannya belum menyatakan. Buku sejarah mengisahkan seluruh negara-negara di asia tenggara dan Indonesia masuk Islam karena perlakukan dan muamalah yang baik dari saudagar Muslim. Agama adalah muamalah dan perilaku dan perlakuan yang baik. Perlakukan dan perilaku adalah sebelum dakwah dan sebelum ucapan.