Puluhan atlet bergabung dengan kelompok hak asasi manusia menyerukan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk menangguhkan keikutsertaan Israel dalam panggung olah raga atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
Seruan ini disampaikan dalam sebuah surat kepada Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, yang ditandatangani oleh kelompok Athletes for Peace yang beranggotakan lebih dari 70 figur olahraga, serta didukung oleh organisasi Game Over Israel, Gaza Tribunal, dan Hind Rajab Foundation.
“Tidak ada panggung, arena, atau ajang dalam masyarakat internasional bagi rezim yang melakukan genosida, apartheid, dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” sebagaimana tertulis dalam pernyataan tersebut. Para atlet menegaskan bahwa penghentian impunitas Israel hanya dapat dicapai melalui aksi kolektif yang tegas, termasuk melarang partisipasinya dalam acara olah raga maupun budaya.
Beberapa pemain ternama yang menandatangani seruan ini antara lain Paul Pogba (Prancis), Anwar El Ghazi (Belanda), Hakim Ziyech (Maroko), dan Adama Traoré (Spanyol). Surat itu juga menyinggung pernyataan Ceferin sendiri bahwa “sepak bola adalah milik semua orang,” dan memperingatkan bahwa membiarkan pelaku kekerasan berpartisipasi berarti mengkhianati nilai-nilai dasar olahraga.
Kampanye ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk melarang Israel berpartisipasi dalam kompetisi UEFA, menyusul serangan brutalnya terhadap Gaza. Sejak Oktober 2023, lebih dari 69.000 warga Palestina telah terbunuh—sebagian besar perempuan dan anak-anak—dan lebih dari 170.000 lainnya terluka, sementara infrastruktur olahraga di Gaza hancur total.
Surat itu menegaskan bahwa Israel menggunakan sepak bola untuk melegitimasi pendudukan di Tepi Barat dan Al-Quds bagian timur (Yerusalem Timur), termasuk dengan memasukkan klub-klub dari permukiman ilegal ke dalam liga domestiknya—pelanggaran nyata terhadap prinsip FIFA dan hukum internasional.
Para aktivis mengingatkan bahwa larangan terhadap pelanggar hukum internasional bukanlah hal baru. UEFA dan badan sepak bola dunia sebelumnya telah menangguhkan Afrika Selatan di era apartheid, Jerman pasca-PD II, Yugoslavia, dan baru-baru ini Rusia.
“Sudah saatnya UEFA mengikuti preseden moral dan hukum internasional,” tegas surat tersebut, “dan segera menangguhkan Israel dari seluruh kompetisi Eropa.”
Sumber: Al Jazeera, AA



![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)

