Satu dari lima anak di Jalur Gaza tidak mendapatkan imunisasi dasar selama dua tahun terakhir akibat perang dan blokade Israel, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Jumat (8/11).
“Laporan menunjukkan bahwa satu dari setiap lima anak di Gaza telah melewatkan vaksin esensial mereka,” demikian pernyataan UNRWA di platform X (Twitter) .
Kementerian Kesehatan Gaza, UNRWA, dan Bulan Sabit Merah Palestina, dengan dukungan WHO dan UNICEF, akan meluncurkan kampanye imunisasi susulan pada Ahad mendatang di 150 pusat kesehatan di seluruh Gaza. Kampanye ini menargetkan sekitar 44.000 anak untuk diberikan vaksin penyelamat jiwa serta pemeriksaan gizi guna mendeteksi malnutrisi.
Kelompok anak mencakup sekitar 47% dari total populasi Gaza, atau sekitar 980.000 jiwa, berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik Palestina pada April 2025.
Kampanye ini dilakukan setelah dua tahun genosida Israel yang menyebabkan kehancuran hampir total sistem kesehatan Gaza dan penghentian program imunisasi, membuat ratusan ribu anak tidak divaksinasi. Pada awal agresi, fasilitas kesehatan milik Kementerian dan UNRWA masih mampu melakukan imunisasi rutin setiap bulan, namun pasokan vaksin terhenti karena pembatasan dan larangan impor medis yang diberlakukan Israel.
Dalam dua tahun terakhir, Kemenkes Palestina bersama organisasi internasional hanya berhasil melakukan dua kampanye darurat vaksin polio, masing-masing pada 1 September 2024 dan 22 Februari 2025. UNRWA menyebutkan bahwa kampanye mendatang akan menyalurkan vaksin melalui 24 pusat dan pos medis di seluruh Gaza, sebagai bagian dari upaya memulihkan layanan kesehatan dasar bagi anak-anak.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, sektor kesehatan Gaza masih berjuang untuk pulih di tengah kekurangan pasokan, fasilitas, dan peralatan medis yang parah. Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabteh, mengatakan Israel terus melanggar gencatan senjata dengan menghalangi masuknya pasokan medis, meski diizinkan sebagian bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh, menyebut Israel tetap menolak memasukkan obat-obatan penting, termasuk bagi anak-anak penderita malnutrisi. Israel hanya mengizinkan obat dasar untuk layanan primer, sementara menahan pasokan untuk ruang operasi dan unit gawat darurat.
Sejak Mei 2024, Israel juga mengambil alih sisi Palestina di Penyeberangan Rafah, menghancurkan fasilitasnya, serta melarang perjalanan melalui jalur tersebut, memperburuk krisis kemanusiaan dan medis di Gaza.
Sumber: AA, Qudsnen



![Ratib Mahmoud Abu Kulayk, bocah berusia 9 tahun, yang melarikan diri dari desanya di Gaza utara bersama keluarganya ke Deir al Balah, kehilangan ibunya dalam serangan udara Israel saat mengunjungi kerabatnya di Khan Yunis. Ia masih hidup dalam kondisi yang sulit di Deir al Balah, Gaza, pada 14 September 2025. [Hassan Jedi – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20250916-39125443-39125442-9YEAROLD_RATIB_IN_GAZA_AWAITS_PROSTHETIC_AFTER_LOSING_LEG_IN_ISRAELI_ATTACK-120x86.webp)
![Truk-truk pengangkut makanan dan bahan bakar melewati Perlintasan Perbatasan Kissufim dan menuju Gaza berdasarkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dan tiba di Jalur Gaza di Deir al-Balah, Gaza pada 6 November 2025. [Mohammed Nassar – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251106-39635734-39635729-TRUCKS_LOADED_WITH_HUMANITARIAN_AID_CONTINUE_TO_ENTER_GAZA-120x86.webp)
