Sekitar 75.000 warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza masih berlindung di lebih dari 100 bangunan milik UNRWA, menurut keterangan lembaga tersebut.Meskipun, banyak yang dilaporkan rusak, para pengungsi masih memadati tempat penampungan tersebut.
UNRWA menyebut kondisi kemanusiaan di tempat-tempat penampungan itu telah menjadi sangat genting akibat kelangkaan air, makanan, dan kebutuhan dasar. Dalam pernyataan terbaru di media sosial, lembaga ini juga memperingatkan memburuknya kondisi kesehatan serta penyebaran penyakit akibat kepadatan dan sanitasi yang buruk.
Dengan sumber daya yang sangat terbatas, tim UNRWA terus bekerja memberikan bantuan darurat kepada para pengungsi. “Tim kami bekerja tanpa henti untuk menjaga agar tempat penampungan tetap aman dan layak huni, menyediakan air, sanitasi, pengumpulan sampah, serta dukungan kebersihan setiap hari,” ungkap UNRWA.
Lembaga ini juga mendesak komunitas internasional untuk segera bertindak melindungi warga sipil dan menangani krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza.
Sejak dimulainya agresi genosida Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023, UNRWA menghadapi krisis kemanusiaan terparah sepanjang sejarahnya. Sekolah dan pusat kesehatannya kini berubah menjadi tempat perlindungan yang penuh sesak, menampung puluhan ribu pengungsi di tengah kehancuran luas dan lumpuhnya layanan dasar.
Sumber: Palinfo



![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)
![Banyak warga Palestina mengatakan mereka menghadapi penyiksaan saat berada di tahanan Israel [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2192563299-120x86.jpeg)


