Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (8/10) melaporkan bahwa serangan militer Israel terus meluluhlantakkan Kota Gaza dan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah. Data satelit menunjukkan tingkat kehancuran yang meluas di wilayah tersebut.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengutip laporan dari Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), menyampaikan bahwa operasi militer Israel masih berlanjut, termasuk di distrik Rimal dan Zaitoun di Kota Gaza. “Operasi ini membuat situasi kemanusiaan yang sudah genting menjadi semakin berbahaya,” ujarnya dalam konferensi pers.
Menurut Dujarric, banyak warga tidak dapat meninggalkan wilayah utara karena situasi keamanan yang tidak menentu. “Ribuan warga terpaksa tidur di tempat terbuka dan berjuang untuk bertahan hidup di tengah kekurangan pangan dan tempat tinggal,” tambahnya.
Pusat Satelit PBB merilis analisis awal yang menunjukkan bahwa sekitar 83% bangunan di Kota Gaza mengalami kerusakan, dengan lebih dari 81.000 unit rumah hancur atau rusak berat.
Sementara itu, situasi di Tepi Barat yang diduduki juga memprihatinkan. Dujarric menyebut rekan-rekan kemanusiaannya “sangat khawatir terhadap dampak operasi militer Israel yang terus berlanjut di Tepi Barat, termasuk di kamp pengungsi di wilayah utara,” yang kini telah memasuki bulan kesepuluh.
OCHA juga melaporkan bahwa sejumlah petani di Nablus, Salfit, dan Qalqiliya tidak dapat memanen hasil pertanian mereka akibat serangan fisik dari para pemukim ilegal Israel. Sepanjang tahun ini, lebih dari 1.200 serangan oleh pemukim telah tercatat, merusak lebih dari 17.000 pohon dan bibit tanaman.
Laporan ini menegaskan kembali peringatan PBB bahwa kehancuran di Gaza dan eskalasi kekerasan di Tepi Barat menunjukkan krisis kemanusiaan yang semakin dalam di seluruh wilayah Palestina.
Sumber:
Anadolu Agency, MEMO