Sekitar 500.000 warga Palestina masih terjebak di Kota Gaza dalam area sempit kurang dari 8 kilometer persegi, di tengah serangan intensif Israel yang bertujuan menduduki kota tersebut dan memaksa warganya mengungsi. Hal ini disampaikan juru bicara UNRWA, Adnan Abu Hasna, pada Senin (30/9).
“Di Kota Gaza, sekitar setengah juta orang terjebak di area kurang dari delapan kilometer persegi. Artinya, sekitar 70.000 orang menumpuk di setiap kilometer persegi. Tidak ada ruang bahkan untuk satu tenda. Puluhan ribu keluarga terpaksa tinggal di jalanan tanpa tempat berlindung,” ujar Abu Hasna dalam pernyataannya yang dipublikasikan kembali oleh UNRWA di media sosial X (Twitter).
Kota Gaza sendiri memiliki luas 74,6 kilometer persegi. Namun, sebagian besar wilayahnya kini telah berada di bawah kendali Israel, yang secara bertahap memperluas cengkeramannya sesuai rencana pemerintah sejak Agustus untuk menguasai seluruh kota.
UNRWA memperingatkan bahwa kelaparan terus menghantui keluarga pengungsi dari Kota Gaza hingga ke wilayah tengah dan selatan Gaza. Lembaga itu menegaskan perlunya segera dilakukan gencatan senjata serta akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan.
Sejak 2 Maret, Israel menutup penuh semua perlintasan di Gaza, memblokir masuknya pangan dan bantuan, sehingga memperburuk kondisi kelaparan. Bantuan yang masuk pun sangat terbatas, sporadis, dan sebagian besar dijarah kelompok bersenjata yang menurut otoritas Gaza dilindungi oleh Israel.
Sejak Oktober 2023, tentara Israel telah membunuh lebih dari 66.000 warga Palestina di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti membuat Gaza tak lagi layak huni, memicu kelaparan, serta penyebaran penyakit.
Sumber:
Anadolu Agency, Middle East Monitor