“Hakikatnya, misi ini bertujuan untuk memecah keheningan dunia, serta membuka blokade Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan. Meskipun kapal kita belum sampai di Gaza, namun misi ini telah berhasil mendobrak dunia. Kini, semua mata media telah tertuju ke Palestina,” tegas Maryam Rachmayani, Direktur Utama Adara Relief International yang turut menjadi delegasi Indonesia Global Peace Convoy.
TUNIS – Kapal Global Sumud Flotilla telah berlayar dari Tunis menuju Gaza pada Selasa (16/9). Ribuan aktivis dari seluruh dunia akan berlayar menuju Gaza untuk membuka blokade dan menyalurkan bantuan kemanusiaan. Adara turut serta melepas Wanda Hamidah dan Muhammad Husein sebagai perwakilan Indonesia Global Peace Convoy.
Blokade Israel di Gaza
Selama puluhan tahun, Israel telah memblokade total Palestina melalui jalur darat, laut, dan udara. Bahkan, pasukan Pendudukan Israel dan Gaza Humanitarian Foundation sepenuhnya menutup jalur darat. UNRWA menyebutkan bahwa Gaza membutuhkan 500 truk bantuan kemanusiaan setiap harinya, namun hanya 10-200 truk yang bisa masuk.

Selasa (16/09), komisi penyelidikan PBB bahkan telah resmi menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza. Dalam laporan situasi hak asasi manusia pada penjajahan Palestina, Navi Pillay (mantan kepala hak asasi manusia PBB) menyebutkan bahwa, “Genosida di Palestina ini merupakan serangan paling kejam, berkepanjangan, dan meluas terhadap rakyat Palestina sejak 1948.”
Global Sumud Flotilla
Sebagai upaya untuk memecah blokade, lahir berbagai misi kemanusiaan untuk berlayar menuju Gaza. Free Gaza Movement mempelopori gerakan ini pada tahun 2006. Kini, Gerakan Maghreb Sumud Flotilla, Freedom Flotilla Coalition, Global Movement to Gaza, dan Sumud Nusantara telah bersatu dalam naungan Global Sumud Flotilla.

Global Sumud Flotilla merupakan armada tanpa kekerasan yang berlayar untuk memecah blokade ilegal Israel di Gaza. Lebih dari 1.000 orang dari 47 negara bergabung dan mengerahkan 80 kapal.
Misi ini bertujuan untuk: memecah blokade, menyalurkan bantuan kemanusiaan, dan membuka koridor bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Global Sumud Flotilla telah memiliki perisai hukum internasional yang kuat. Sebab, misi ini bersifat secara kemanusiaan, adanya kewajiban untuk mencegah genosida dan memecah blokade ilegal, serta menghormati hukum navigasi dan tidak melanggar pengecualian UNCLOS.
Mengalami Berbagai Kendala
Pada prosesnya, armada Global Sumud Flotilla mengalami berbagai kendala. Cuaca buruk di Laut Mediterania, dua serangan drone terhadap Family Boat dan Alma Boat, serta berbagai kendala perizinan membuat jadwal pelayaran mundur jauh dari rencana seharusnya.

Setelah penundaan yang cukup lama, kapal Global Sumud Flotilla telah berangkat menuju Gaza secara bertahap pada Selasa (16/9). Sebanyak 26 kapal berangkat dari Tunis, dengan sebagian telah berlayar dari Barcelona lalu bergabung dengan kapal tambahan dari Tunis. Badai yang dialami rombongan Barcelona menyebabkan banyak kapal rusak dan tak siap diberangkatkan ke Gaza, sehingga jumlah kapal berkurang banyak ketimbang jumlah awalnya.
Sementara itu, 18 kapal berlayar dari Italia, dan 6 kapal berlayar dari Yunani. Kapal ini nantinya akan bertemu di titik kumpul Laut Mediterania, sebelum melanjutkan pelayaran menuju Gaza.

Resmi Berlayar Menuju Gaza
Melalui Indonesia Global Peace Convoy, koalisi Indonesia untuk Global Sumud Flotilla, Adara telah menyalurkan dana patungan dari Sahabat Adara, bersama dengan 23 lembaga kemanusiaan Indonesia lainnya. Dana patungan ini digunakan untuk membeli kapal, kebutuhan logistik pelayaran, serta bantuan kemanusiaan yang akan disalurkan untuk masyarakat Gaza.
Indonesia memberangkatkan 5 kapal: Marinette yang telah memulai pelayaran dari Barcelona, MiaMia dan Meteque berlayar dari Tunisia, Nights of London dari Yunani, serta Seulle dari Italia. Nama-nama ini merupakan nama kapal Indonesia yang tercatat di tracker Global Sumud Flotilla.


Meskipun Indonesia Global Peace Convoy menyatakan telah mundur dari misi dan memberi kursinya pada delegasi lain, namun Maryam Rachmayani (Direktur Utama) dan Latifah Hariawati (Direktur Program) saat ini masih berada di Tunis. Bersama delegasi Indonesia lainnya, mereka turut mengawal keberangkatan kapal Global Sumud Flotilla.


Sahabat Adara, misi ini tak akan terwujud tanpamu! Terima kasih telah menjadi bagian dari misi kemanusiaan ini. Kawal terus misi ini melalui https://globalsumudflotilla.org/tracker/. Mohon doanya supaya pelayaran berjalan lancar dan dapat memecah blokade Gaza.








