Sebuah lembaga pemikir hukum yang berfokus pada pencegahan genosida global telah menegaskan kembali kecaman mereka terhadap penggunaan kelaparan sebagai senjata perang oleh Israel, dan menunjukkan bahwa kelaparan yang disebabkan oleh manusia dikenal sebagai genocide by attrition. Genosida ini terjadi ketika suatu kelompok dilucuti hak asasinya, hak politik, sipil, dan juga hak ekonominya, sehingga situasi kesehatan menjadi buruk, lumpuh, dan mengakibatkan kematian massal.
Lemkin Institute for Genocide Prevention yang berbasis di AS mengatakan bahwa merekayasa kelaparan untuk melemahkan atau menghancurkan suatu kelompok adalah tindakan genosida.
“Kami sangat terpukul karena warga sipil yang tidak bersalah, termasuk ribuan anak-anak, telah kehilangan nyawa mereka dalam situasi yang telah diprediksi, dan sebenarnya dapat dicegah,” kata lembaga tersebut melalui media sosial.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengakhiri blokade bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza dan memulai gencatan senjata permanen di seluruh Israel dan Palestina,” katanya.
Genosida Israel juga menyebabkan anak-anak menderita malnutrisi akut. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza telah anjlok hampir 70 persen sejak awal pendudukan Israel ke Rafah pada 7 Mei, dan komoditas yang masuk ke wilayah Palestina sebelum tanggal tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang melonjak.
Sejak pertengahan Januari, lebih dari 93.000 anak-anak Palestina yang berusia antara enam bulan dan di bawah lima tahun telah diperiksa untuk mengetahui adanya malnutrisi, lapor OCHA, dengan 7.280 anak didiagnosis menderita malnutrisi akut, termasuk 1.676 anak dengan malnutrisi akut parah.
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini