Jaringan Miraj Al-Maqdisiyah telah mendokumentasikan serangan Israel yang menargetkan kota Al-Quds (Yerusalem) dan Masjid Al-Aqsa selama April 2023. Jaringan itu mengatakan: “Serangan dimulai sejak April lalu dengan penangkapan, deportasi, dan hukuman yang tidak adil terhadap warga Al-Quds. Mereka meningkatkan kejahatannya dengan menyerang penduduk di Masjid Al-Aqsa, dan berusaha mengeluarkan jamaah dari masjid secara paksa untuk memfasilitasi pemukim yang menyerbu masjid selama Paskah Yahudi. Mereka kemudian juga menyerang orang-orang Kristen yang merayakan hari raya yang sama.”
Selama bulan April, pendudukan Israel telah mengintensifkan pelanggarannya di Masjid Al-Aqsa, terutama ketika datangnya hari raya Paskah Yahudi. Sebanyak 5054 ekstremis pemukim menyerbu halaman Al-Aqsa dan melakukan ritual Talmud mereka di sana. Di sisi lain, Masjid Al-Aqsa menyaksikan kehadiran jamaah yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama pada Jumat, saat subuh, dan ketika salat Tarawih, meskipun ada hambatan yang diberlakukan oleh pendudukan. Hal ini menunjukkan pertahanan yang kuat dari penduduk Al-Quds terhadap situs suci mereka.
Menurut jaringan tersebut, pasukan pendudukan juga telah melakukan 700 kasus penangkapan di Al-Quds, dan mengeluarkan 517 perintah deportasi dan larangan bepergian. Mereka juga telah memantau 30 serangan yang dilakukan oleh kawanan pemukim terhadap penduduk Kota Al-Quds, juga dimulainya 6 proyek permukiman baru di kota Al-Quds pada bulan April, demi mendatangkan sejumlah besar pemukim untuk tinggal di sana. Mereka juga mendokumentasikan 66 penggerebekan di desa, kota, dan lingkungan sekitar Al-Quds selama sebulan terakhir, yang sebagian besar melibatkan konfrontasi antara pasukan pendudukan dan pemuda Al-Quds.
Meskipun buldoser pendudukan belum melakukan penghancuran apa pun di Al-Quds selama April 2023, ada kekhawatiran akan terjadi intensifikasi serangan selama periode mendatang. Ini terjadi terutama mengingat penyebaran ratusan pemberitahuan pembongkaran, terutama di lingkungan Al-Bustan di Kota Silwan, tempat pasukan pendudukan mengeluarkan puluhan perintah pembongkaran dengan dalih pembangunan tanpa izin.
Proses pendidikan di Al-Quds juga tidak luput dari pelanggaran. Israel tidak menghentikan kejahatannya yang menargetkan sektor pendidikan di Al-Quds, dengan melakukan tindakan rasis, yaitu menggeledah tas siswa untuk memusnahkan kurikulum Palestina. Sebanyak 115 operasi perlawanan dan titik konfrontasi juga telah tercatat di Al-Quds, termasuk 6 operasi penembakan, 4 operasi pelemparan bom molotov, 5 operasi konfrontasi pemukim, 76 titik konfrontasi, 18 operasi pelemparan granat, 4 serangan alat peledak, dan 2 serangan kendaraan.
Terlepas dari pelanggaran-pelanggaran yang ditujukan untuk menyulut konflik agama di Al-Quds, rencana pendudukan itu digagalkan oleh ketabahan warga Yerusalem dan pertahanan orang-orang Palestina dari semua sisi, selain tanggapan berupa perlawanan. Pasukan pendudukan tidak menyangka bahwa mereka terpaksa mundur dari rencananya, bahkan harus mencegah kawanan pemukim menyerbu masjid selama sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadan.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini