Al-Quds – RIBUAN warga Palestina dari Tepi Barat dan Jerusalem Timur melakukan shalat Jum’at terakhir di bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa.
Basem Maslamani, 55, dari kota Nablus, Tepi Barat, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ia melakukan perjalanan selama empat jam untuk tiba di Masjid Al-Aqsa. Pria di atas 50 tahun, anak di bawah 12 tahun dan wanita di atas 30 tahun diizinkan oleh tentara Israel untuk memasuki Yerusalem Timur tanpa izin. Pemerintah Israel meningkatkan langkah-langkah keamanan di sekitar masjid. Mereka mengerahkan sekitar 2.200 tentara dan mendirikan penghalang jalan di pintu masuk Kota Tua Yerusalem.
“Jumat ini mungkin hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan dan saya ingin menghabiskan di halaman Masjid Al-Aqsa,” tutur Maslamani.
“Ini mungkin kesempatan terakhir saya untuk mengunjungi Yerusalem sampai Ramadhan berikutnya,” tambahnya.
Sheikh Azzam al-Khatib, direktur jenderal Muslim Wakaf dan Urusan Al-Aqsa, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa sekitar 250.000 jamaah Shalat berjamaah di Al-Aqsa pada hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan. Israel mengizinkan sekitar 300 orang Palestina dari Jalur Gaza yang diblokade menunaikan shalat Jum’at di Al-Aqsa.
“Ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi Masjid Al-Aqsa, saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya,” Saleem Shawwa, 60, dari kota Gaza mengatakan kepada Anadolu Agency. “Saya berharap saya bisa menghabiskan lebih dari satu hari di dalam Masjid Al-Aqsa untuk shalat dan membaca Quran,” katanya dengan penuh harap.
Israel menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat sejak1967. Mereka kemudian merebut kota suci pada tahun 1980, memproklamirkan diri sebagai negara Yahudi – sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai “wilayah yang dijajah” oleh Israel, mengingat semua pembangunan pemukiman Yahudi di tanah yang tidak sah, demikian Anadolu.
Islampos.com, (12/7/2015)