Tentara pendudukan Israel kembali melakukan pembantaian mengerikan terhadap anak-anak Gaza, membunuh sedikitnya 174 dari mereka dalam serangan udara dan artileri yang menyasar rumah, tenda, dan tempat perlindungan sejak Selasa dini hari.
Menurut laporan dari kelompok hak asasi manusia, serangan brutal Israel menargetkan lingkungan padat penduduk, menyebabkan kehancuran total bagi banyak keluarga. Tubuh anak-anak ditemukan hancur dan tercabik-cabik di antara puing-puing rumah dan tempat perlindungan mereka yang hancur akibat pengeboman.
Sejak Selasa pagi, tentara Israel telah melakukan puluhan pembantaian di seluruh Gaza dengan intensitas serangan yang terus meningkat. Kantor Media Pemerintah (GMO) melaporkan bahwa lebih dari 429 jenazah telah dievakuasi ke rumah sakit, termasuk 174 anak, 89 wanita, 32 lansia, dan 109 pria dewasa.
Jumlah korban jiwa diperkirakan masih akan bertambah karena banyak yang masih tertimbun di bawah reruntuhan atau berada dalam kondisi kritis. Sementara itu, rumah sakit di Gaza yang sudah lumpuh tidak memiliki kapasitas dan peralatan medis yang memadai untuk menangani jumlah korban yang sangat besar.
Kantor Media Gaza (Gaza Media Office/GMO) juga menyebutkan bahwa 73 persen dari para korban yang dibawa ke rumah sakit sejak Selasa pagi adalah anak-anak, wanita, dan lansia. Para saksi mata di Gaza menggambarkan bahwa tidak ada tempat yang aman. Serangan udara Israel menghantam rumah-rumah, kamp-kamp pengungsi, serta sekolah-sekolah yang menampung keluarga terlantar, termasuk ibu dan anak-anak mereka.
Lembaga pemantau hak asasi manusia Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan bahwa dalam banyak kasus, serangan udara Israel memusnahkan seluruh keluarga, termasuk orang tua, anak-anak, hingga anggota keluarga besar seperti kakek-nenek dan cucu mereka.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkan situasi medis di wilayah tersebut sebagai “bencana besar.” Juru bicara kementerian, Khalil al-Daqran, menyatakan bahwa ruang operasi rumah sakit tidak mampu menangani lonjakan jumlah korban yang sangat besar. Hanya 19 persen dari pasokan medis yang masuk ke Gaza selama periode sebelumnya, itu pun sebagian besar bukan barang esensial, sementara Israel terus melanjutkan genosidanya.
Daqran juga mengungkapkan bahwa 84 persen layanan kesehatan di Gaza tidak dapat beroperasi, sementara rumah sakit tidak mampu menangani korban luka parah, terutama mereka yang mengalami amputasi. Rumah sakit di Gaza utara masih belum pulih dari serangan sebelumnya.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan besar-besaran ini telah mengakibatkan lebih dari 160.000 korban jiwa, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, serta lebih dari 14.000 warga yang masih hilang.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini